Penunjukan utusan presiden sebenarnya bukan hal baru dalam sejarah politik Indonesia. Sebelum era digital dan media sosial, presiden sudah sering mengangkat tokoh-tokoh publik sebagai duta informal atau juru bicara sosial untuk tujuan tertentu. Namun, dengan berkembangnya media sosial dan era keterbukaan informasi, utusan presiden dari kalangan selebritas dan tokoh agama menjadi lebih lazim, karena mereka memiliki pengaruh yang signifikan dalam menyampaikan pesan-pesan pemerintah kepada khalayak luas.
Misalnya, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, ada sejumlah tokoh agama yang diangkat untuk mendekatkan hubungan antara pemerintah dan umat beragama, dengan tujuan memperkuat stabilitas sosial dan politik. Hal ini juga terjadi di era modern, dengan tokoh seperti Gus Miftah yang dikenal karena pendekatannya yang inklusif dan moderat terhadap isu-isu keagamaan di Indonesia.
Dalam konteks modern, peran utusan presiden menjadi semakin penting, karena mereka mampu menjembatani jarak antara pemerintah dan masyarakat, terutama melalui media sosial. Misalnya, Raffi Ahmad, dengan lebih dari 60 juta pengikut di Instagram, menjadi kekuatan besar dalam menyebarkan informasi tentang program vaksinasi nasional. Pengaruhnya sangat terasa di kalangan generasi muda yang lebih sering mengakses informasi melalui media sosial ketimbang melalui jalur-jalur tradisional seperti televisi atau koran.
Setara dengan Apa?
Jika kita berbicara mengenai hierarki atau status di pemerintahan, utusan presiden sebenarnya tidak memiliki posisi yang setara dengan pejabat-pejabat tinggi negara seperti menteri, kepala lembaga negara, atau pejabat eselon. Mereka lebih merupakan representasi informal dari pemerintah dan presiden dalam hal penyampaian pesan dan mobilisasi dukungan. Meski tidak memiliki kekuasaan administratif, peran mereka sangat penting dalam memperkuat citra pemerintah di mata masyarakat.
Namun, mereka masih memiliki pengaruh besar karena kedekatan mereka dengan presiden dan kemampuan mereka untuk mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan pemerintah dengan cara yang lebih personal dan dekat dengan masyarakat. Dalam konteks ini, utusan presiden bisa dikatakan setara dengan duta besar informal, meskipun tanpa tanggung jawab diplomatik formal.
Berapa Gaji Seorang Utusan Presiden?
Terkait dengan gaji utusan presiden, posisi ini tidak memiliki standar gaji formal seperti pejabat negara lainnya, misalnya menteri atau staf khusus presiden. Sebagai individu yang ditunjuk langsung oleh presiden, utusan presiden sering kali memiliki sifat penugasan yang lebih fleksibel dan tidak terkait secara langsung dengan struktur pemerintahan formal. Gaji atau honorarium yang mereka terima bisa bervariasi, tergantung pada perjanjian dengan presiden atau pemerintah terkait tugas-tugas yang mereka emban.
Seringkali, utusan presiden yang berasal dari kalangan publik figur atau tokoh agama tidak sepenuhnya bergantung pada honorarium tersebut, karena mereka sudah memiliki penghasilan dari profesi atau sumber daya lain yang mendukung kehidupan mereka. Namun, bisa dipastikan bahwa tugas ini lebih bersifat pengabdian dan kehormatan daripada semata-mata pekerjaan dengan imbalan finansial yang besar.Â
Kesimpulan: Pengaruh dan Pentingnya Utusan Presiden
Secara keseluruhan, tugas dan fungsi utusan presiden adalah untuk membantu presiden dalam menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada masyarakat, baik itu di bidang sosial, agama, atau bahkan dalam program-program pemerintah seperti kampanye vaksinasi. Meskipun mereka tidak memiliki posisi formal dalam struktur pemerintahan, peran mereka sangat penting dalam menjembatani hubungan antara pemerintah dan masyarakat.