Mohon tunggu...
Alifiandi Rafi M
Alifiandi Rafi M Mohon Tunggu... Foto/Videografer - N

N

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eksplorasi Wawasan Kebinekaan Global: Cerminan Pembelajaran dari Kegiatan di Universitas Negeri Malang

12 Januari 2024   22:00 Diperbarui: 12 Januari 2024   22:04 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan saya Alifiandi Rafi Muhammad yang merupakan mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 1 tahun 2023 di Universitas Negeri Malang. Pada kesempatan ini saya akan membuat artikel tentang hasil kegiatan Wawasan Kebinekaan Global (WKG) yang dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Januari 2024 di Gedung A20 ruang 405. Pada kegiatan tersebut, topik pertama hingga ketiga disampaikan oleh Bapak Dr. Erry Hidayanto, M.Si., sementara topik keempat dan kelima disampaikan oleh Bapak Prof. Dr. Susiswo, M.Si.

Wawasan Kebinekaan Global bagi mahasiswa PPG mencakup pemahaman mendalam tentang keberagaman budaya, agama, ras, dan etnis di tingkat global. Konsep ini mengajarkan penghargaan terhadap perbedaan budaya sebagai sumber kekayaan yang memperkaya manusia, menekankan pentingnya hubungan yang saling menghormati, toleransi, dan kerja sama. Pada kegiatan tersebut, mahasiswa PPG diberikan pengetahuan untuk menghormati perbedaan budaya dan menghindari diskriminasi. Melihat arus globalisasi yang tak terhindarkan, pemahaman wawasan kebinekaan global menjadi kunci untuk mengatasi dampak positif dan negatifnya, sembari tetap menjaga identitas budaya. Sosialisasi WKG menjadi langkah strategis dalam menghadapi era globalisasi dan mempersiapkan generasi emas dengan penekanan pada integrasi budaya global yang sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal.

Pada Topik 1 yang membahas tentang "Dunia yang Berwarna", kami diperkenalkan oleh keragaman masyarakat dunia. Permainan yang dilakukan adalah ditunjukkan warna ataupun gambar, kemudian masing-masing anggota kelompok memilih sendiri dengan menuliskan di sticky notes. Setelah semua menuliskan pilihannya, dosen meminta salah satu perwakilan kelompok untuk membacakan pilihan masing-masing anggotanya sesuai dengan apa yang ditanyakan. Pesan yang dapat diambil dari kegiatan tersebut adalah tidak ada alasan untuk takut menjadi berbeda dan pentingnya bersikap terbuka untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada Topik 2 membahas tentang "Indonesia yang Harmoni". Kami diajak untuk memahami kebinekaan Indonesia memiliki keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Kami juga mengetahui makna dari toleransi dan intoleransi. Toleransi adalah sikap saling menghormati, saling menghargai, saling menerima di tengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi, dan karakter manusia. 

Sedangkan intoleransi adalah sikap tidak saling menghormati, tidak saling menghargai, tidak saling menerima di tengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi, dan karakter manusia. Pada topik ini kami juga diajak untuk bermain peran, di mana kita dihadapkan pada kondisi tertentu. 

Terdapat beberapa suku yang memiliki aturan, ciri khas, keterbatasan atau kendala  dan kita diharuskan untuk berinteraksi dengan suku-suku tersebut. Namun, dengan adanya aturan tersebut, maka setiap suku memiliki kendala masing-masing untuk mencapai tujuan mereka bahkan terjadi monopoli dari pihak lain sehingga banyak yang mengalami kerugian saat mereka dibatasi untuk berinteraksi. Dari kegiatan tersebut, kami dapat mengambil pesan bahwa keberagaman tidak menjadi batasan dalam berinteraksi sosial. 

Justru dengan adanya perbedaan, kami dapat saling menghargai, menghormati, dan hidup berdampingan satu sama lain. Kami juga menyadari bahwa jika manusia dipaksa seragam dan sama, maka kehidupan terasa sangat hampa dan monoton, ilmu pengetahuan yang diperoleh pun juga akan sangat sempit, kebalikannya jika kita bisa menerima keberagaman yang ada di Indonesia, hidup jauh lebih berwarna, wawasan pengetahuan yang terbuka lebar, dan dapat menciptakan pemikiran yang terbuka. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Topik 3 berisi tentang "Damai Dimulai Dari Diri". Kegiatan yang kami lakukan saat topik ini adalah menuliskan minimal enam identitas diri kami masing-masing pada sticky note yang sudah diberi nama. Selanjutnya, masing-masing kelompok memilih salah satu untuk dibacakan dan kelompok lain mencoba menebak siapakah seseorang yang memiliki identitas tersebut. Sehingga, melalui kegiatan ini kami memahami bahwa identitas seseorang adalah ciri khas dari setiap manusia untuk lebih mudah dikenali. Oleh sebab itu, setiap orang tidak perlu ragu untuk mengakui identitasnya. Kami juga belajar tentang welas asih pada diri, don't self pity atau jangan merasa menjadi manusia yang sedih sendirian karena setiap orang pernah mengalami kesedihan juga. Selain itu, perlu mengingat rumus jika mencintai orang lain sama dengan mencintai diri sendiri.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Topik 4 membahas tentang kegiatan toleransi pada lingkungan sekolah. Kami disuguhkan dengan permasalahan terkait dengan diskriminasi. Pada kegiatan tersebut kami belajar tentang bagaimana menyelesaikan permasalahan dengan cara bermain peran. membagi anggota kelompok menjadi pemeran yang terlibat pada permasalahan tersebut. Berdasarkan kegiatan tersebut, kami mendapatkan bagaimana cara menyelesaikan masalah pada kondisi yang harus benar-benar terselesaikan secara damai sehingga memenuhi kebutuhan semua pihak yang terkait dan utamanya dapat menumbuhkan sikap toleransi pada lingkungan sekolah.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada Topik 5 ini membahas mengenai "Sekolahku yang Damai". Pada topik ini, kami diajak untuk mencoba sebuah permainan baru. Terdapat beberapa alat pada permainan tersebut yang meliputi papan yang sudah terdapat sebuah gambar yang menyerupai sekolah dan kartu dengan 3 warna (merah, kuning, dan hijau). Permainan tersebut dimainkan oleh masing-masing kelompok dengan hasil akhir yang nantinya sebagai perbandingan atau penentu kelompok mana yang menjadi pemenang dari permainan tersebut. Dalam permainan tersebut kami diajarkan bagaimana cara untuk menjaga kedamaian sekolah dengan meningkatkan kapasitas (K) dan mengurangi kerentanan (R) maka dengan demikian risiko yang didapatkan menjadi lebih kecil. Pada dasarnya, sekolah yang damai adalah yang aman, nyaman, menyenangkan, dan menciptakan budaya damai dengan tidak adanya kerentanan di sekolah, bebas dari perundungan, kekerasan seksual, diskriminasi, dan intoleransi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun