Mohon tunggu...
Alifia Fatikha
Alifia Fatikha Mohon Tunggu... Penulis - Lifelong learner

Hai! Good Luck.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Keikhlasan di Atas Keterbatasan

11 Maret 2020   08:30 Diperbarui: 11 Maret 2020   08:33 1729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kami terharu, tak disangka ibu memasakkan Mie Rebus untuk kami dan memasakkan oseng jengkol pedas kesukaan salah satu dari kami. Nasi yang rasanya sedikit tidak hangat dan tidak punel, rasa lauk pauk yang kurang enak penuh minyak, dan hanya mie rebus yang masih terasa asli enak kaena bumbunya yang penuh dengan MSGnya. Tapi kami paksa makan nasi keras itu, agar ibu asuh kami senang akan kehadiran kami yang mampu menerima apa adanya. 

Setelah suap demi suap nasi masuk ke lambung kami, bapak asuh datang dengan wajah yang sangat lelah dan penuh rasa kepanasan. Kami melihat bapak asuh, tapi beliau malah meyambut kami dengan menunjukkan wajah gembira dan wajah riang ketika melihat kami. Hal tersebut menunjukkan bahwa, walau beliau sedang tidak baik-baik saja, akan tetapi tetap ada senyuman untuk para tamu kecilnya. Yang mungkin akan menggangu tiga hari kehidupan mereka. Lalu lanjut dengan kami bersalaman dengan beliau dan bapak mempersilahkan kami untuk melanjutkan makan siang tadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun