Mohon tunggu...
Alifia Fatikha
Alifia Fatikha Mohon Tunggu... Penulis - Lifelong learner

Hai! Good Luck.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ranting Keringnya Pohon Jambu

7 Maret 2020   14:56 Diperbarui: 8 Maret 2020   08:13 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"ayo... to bah.." desakku pada abah

"lah,,ko wedi nduk?!?!......wes ndang adus, sekolah kono! " jawabnya.

 Dengan cemberut aku pergi mandi, sarapan, pamitan pada abah dan pergi menuntut ilmu. Sampai sekolah aku pukul 06:30. Asmaul husna sudah dibunyikan. Tapi heran semua temanku bergerumbul seperti membicarakan sesuatu, akupun menghampiri mereka.

 "hey ges..enek opo ki?" tanyaku.

 "Asca!!!" kagetnya teman temanku sontak berteriak menatapku.

Ya, Asca dipanggil Aska, itulah namaku ,nama yang kubuat sendiri karena aku samakan namaku dengan nama channel youtube ku, aku ini youtuber loh....singkatanya Alifia Sangat CAntik,he he.

 "ono opo to jane?" ujarku pada mereka.

 "loh... you don't know about it?. Begini lif, yesterday ada orang yang mencoba membenahi tiang listrik and you know !!, na'as listriknya konslet and menyambar orang itu serta pohon jambu disampingnya, akhirnya orangnya jatuh and meninggal lalu the jambu tree terbakar habis of fire. Tetapi paginya pohonnya utuh lagi! That is amazing!!!" jawab jodha.

Jodha  adalah sahabat terbaikku, cantik, baik, hitam manis, logat Tammil Hindi, bahasanya campur karena baru pindah ke sini, tapi walaupun begitu dia keturunan India asli.

 Aku tak menjawab apa apa tentang cerita itu, aku hanya diam dan termenung. Tet.........Tet.........Tet...,bel sekolah berbunyi menandakan bahwa waktu pulang telah tiba. Saat aku pulang aku kepo, ingin melihat TKP kejadian kemarin, akhirnya aku putar jalur pulangku yang tadinya lewat depan warung buk Tri pecel, sekarang kubelok sepedaku melewati warung kopi bu Roso.

 Ternyata...di sana masih ramai orang melihat, banyak sekali hingga aku tak bisa lewat. Dengan berani aku menerobos kerumunan manusia yang hadir. Aku bingung saat melihat banyak orang kenduren dibawah pohon itu. Anehnya, hanya ranting pohon yang terbakar, bagian bawah dan tengah tidak, aneh kan?. Akupun pulang dan bertanya pada abah tentang mengapa dimulainya adat kenduren di bawah pohon itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun