Mohon tunggu...
Alif Febry
Alif Febry Mohon Tunggu... -

siapa saya ? ah hanya laki-laki biasa namun akan jadi luar biasa kelak saat menjadi seorang 'Ayah'

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Namamu Hujan, Namaku Kopi

23 Januari 2016   16:19 Diperbarui: 23 Januari 2016   16:29 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://ahmadfloor.blogspot.co.id/2015/02/seperti-menghitung-butiran-hujan.html"][/caption]Setelah awan menjadi kelabu
Kau turun menapaki sisi langit
Kau menyibak rambutnya, membelainya

Tapi kau bukan Bidadari

Saat kau menyentuh daratan
Kau peluk hawa panas
Kau tunduk padanya, seakan dia rajamu

Tapi kau bukan Permaisuri

 

Kau membawa dingin
Membawa ketenangan atas kegelisahan
Bercampur aduk dengan kehangatan

Sepasang mata berkencan
Melihatmu dari balik jendela
Mereka tersenyum

 

"hujan tiba" kata seorang pria

 

Siapa Aku ?
Aku pekat
Aku kasar

Tapi aku mempunyai hawa panas
Kata mereka aku seperti bir hitam
Memabukkan dan mencandukan

Siapa aku ?
Jika kau memeluk hawa panas
Berarti aku Rajamu, dan kau Permaisuriku

Ya akulah sang Raja
Aku ada saat kau ada
Kau memang cocok denganku

 

"Minum kopimu sebelum dingin" kata seorang wanita

Situbondo Menangis, 23 Januari 2016

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun