[caption caption="http://ahmadfloor.blogspot.co.id/2015/02/seperti-menghitung-butiran-hujan.html"][/caption]Setelah awan menjadi kelabu
Kau turun menapaki sisi langit
Kau menyibak rambutnya, membelainya
Tapi kau bukan Bidadari
Saat kau menyentuh daratan
Kau peluk hawa panas
Kau tunduk padanya, seakan dia rajamu
Tapi kau bukan Permaisuri
Â
Kau membawa dingin
Membawa ketenangan atas kegelisahan
Bercampur aduk dengan kehangatan
Sepasang mata berkencan
Melihatmu dari balik jendela
Mereka tersenyum
Â
"hujan tiba" kata seorang pria
Â
Siapa Aku ?
Aku pekat
Aku kasar
Tapi aku mempunyai hawa panas
Kata mereka aku seperti bir hitam
Memabukkan dan mencandukan
Siapa aku ?
Jika kau memeluk hawa panas
Berarti aku Rajamu, dan kau Permaisuriku
Ya akulah sang Raja
Aku ada saat kau ada
Kau memang cocok denganku
Â
"Minum kopimu sebelum dingin" kata seorang wanita
Situbondo Menangis, 23 Januari 2016
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H