Mohon tunggu...
Sayuti Zakaria
Sayuti Zakaria Mohon Tunggu... Guru - Pengembara Kata, Guru Madrasah, dan Pemerhati Sosial

Guru Madrasah dan Pemerhati Sosial

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menyeleraskan Nafsu dengan Akal

2 September 2021   06:40 Diperbarui: 2 September 2021   06:44 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesungguhnya mengikuti hawa nafsu yang mengajak pada keburukan sejatinya engkau telah menemui suatu kehinaan.

Seorang yang beriman akan akan berupaya sekuat tenaga untuk menyelaraskan nafsunya untuk mengikuti akal sehatnya. Akal yang menuntunnya untuk mengikuti syariat yang Allah tentukan.

Kecenderungan bisikan nafsu mengarahkan manusia untuk melakukan kegiatan yang bertentangan dengan syariatNya. Maka penting bagi kita untuk membimbing nafsu untuk senantiasa mengikuti akal.

Untuk membimbing nafsu kita harus senantiasa menghadirkan Allah dalam setiap langkah gerak kita. Niscaya Allah akan menjaga kita.

Seperti yang dituangkan dalam salah satu hadits "Ihfadkallahu Yahfadka" Jagalah Allah maka Allah akan menjagamu. 

Menghadirkan Allah dalam setiap langkah kehidupan kita akan menjadi mesin kontrol yang muaranya akan melahirkan sikap ihsan.

Sikap merasa di awasi, serta merasa Allah hadir  dalam setiap detik kehidupan kita. Dimanapun dan dalam kondisi bagaimanapun.

Dengan berdzikir mengingatNya dalam segala kondisi akan membuat kita lebih berhati-hati dalam melangkah dan bersikap.

Orang lain mungkin tidak melihat kita tapi Allah selalu mengawasi kita. Setiap apa yang kita kerjakan sekecil apapun akan dimintai pertanggung jawabannya kelak dihadapan Allah.

Mungkin kita masih ingat tentang kisah seorang gadis penjual susu pada masa khalifah Umar Bin Khattab yang diminta oleh ibunya untuk mencampur susunya dengan air.

Ketika ibunya memintanya untuk mencampur susu dengan air kemudian ia mengatakan "Amirul Mukmimin Umar Bin Kattab memang tidak melihat kita tapi Dimana Allah? Bukankah Allah senantiasa hadir melihat dan mengawasi kita".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun