Mohon tunggu...
Sayuti Zakaria
Sayuti Zakaria Mohon Tunggu... Guru - Pengembara Kata, Guru Madrasah, dan Pemerhati Sosial

Guru Madrasah dan Pemerhati Sosial

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Ketika Campur Tangan dan Buah Tangan Menjadi Penentu Nasib Seseorang

1 September 2021   21:47 Diperbarui: 1 September 2021   21:53 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi tidak sedikit beberapa oknum perusahaan yang menjadikan campur tangan dan buah tangan menjadi prioritas utama setelah kompetensi. 

Campur tangan oknum manajemen perusahaan menjadi salah satu yang akan dengan mudah meloloskan calon karyawan baru.

Atau buah tangan yang diberikan calon karyawan kepada oknum. Semakin besar pemberian, semakin besar peluang untuk diterima.

Atau sang oknum manajemen sudah menyiapkan berapa biaya yang harus dikeluarkan agar dia bisa diterima di perusahaan tersebut.

Tidak jarang dua hal di atas kita temukan di lapangan. Karena kebutuhan para pencari kerja rela membayar agar dia bisa diterima di perusahaan dimana dia akan ditempatkan.

Walaupun kalo dipikir-pikir mungkin bayaran yang diberikan sama saja dengan beberapa bulan gajinya tidak dibayarkan.

Fenomena campur tangan dan buah tangan seolah menjadi budaya yang terus berkembang dari masa kemasa.

Pada akhirnya tidak lagi peduli dia memiliki kompetensi di bidangnya atau tidak yang penting dia mau bayar semuanya bisa dibicarakan.

Atau siapa yang bawa semakin tinggi jabatan yang bawa semakin besar peluang dia akan diterima untuk bekerja.

Bahkan tidak jarang ada beberapa oknum pengurus LSM yang menjadikan rekruitmen tenaga kerja menjadi sampingan yang menggiurkan.

Mencari tambahan penghasilan dengan memasukan seseorang dengan kekuatan dan daya dobrak yang dimiliki LSM menjadi modal dasar untuk bisa mendorong calon karyawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun