Al-Asy'ari menolak ajaran posisi menengah yang dianut Mu'tazilah. Ia berpendapat bahwa mukmin yang berbuat dosa besar adalah mukmin yang fasik, sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa selain kufur.
Al-Maturidi: Tokoh Ahlussunnah yang Menekankan Peran Akal
Abu Manshur Al-Maturidi, lahir di Maturid, sebuah kota kecil di daerah Samarkand, wilayah Trmsoxiana di Asia Tengah. Tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti, hanya diperkirakan sekitar pertengahan abad ke-3 Hijriah. Ia wafat pada tahun 333 Hijriah/944 Masehi.
Â
Al-Maturidi dikenal sebagai seorang ahli teologi dan fiqh. Ia banyak menulis karya tulis tentang teologi, seperti Kitab Tauhid, Ta'wil Al-Quran, Ma'khaz Asy-Syara'i, Al-Jadl, Ushul fi Ushul Ad-Din, Maqalatat fi Al-Ahkam, Radd Awa'il Al-Adillah li Al-Ka'bi, Radd Al-Ushul Al-Khamisah li Abu Muhammad Al-Bahili, Radd Al-Imamah li Al-Ba'd Ar-Rawafidh, dan Kitab Radd 'ala Al-Qaramithah.
Â
Doktrin-Doktrin Teologi Al-Maturidi: Menyeimbangkan Akal dan Wahyu
Â
Dalam pemikiran teologinya, Al-Maturidi mendasarkan pada Al-Quran dan akal, sama seperti Al-Asy'ari. Namun, ia memberikan porsi yang lebih besar pada akal.
Â
Berikut adalah beberapa pemikiran penting Al-Maturidi: