Mohon tunggu...
ALIF ASIR
ALIF ASIR Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

pelajar yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Multikultural: Peran Guru dan Siswa dalam Menjaga Pluralitas di Indonesia

7 Juli 2023   22:43 Diperbarui: 8 Juli 2023   01:37 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Dokumen Al-Fityan School Gowa

Indonesia merupakan salah satu negara pluralitas yang terdiri atas beragam suku, agama, ras, budaya, adat, dan bahasa. Keberagaman ini dapat dipandang dari dua perspektif sudut pandang, yaitu perspektif horizontal dan vertikal. Dalam perspektif horizontal keragaman bangsa kita dapat dilihat dari perbedaan kepercayaan, suku, bahasa daerah, geografi, dan budaya. 

Di sisi lain, fenomena keberagaman tersebut ternyata menghasilkan berbagai permasalahan sosial dalam kehidupan bernegara. Kemajemukan masyarakat Indonesia akan menimbulkan berbagai permasalahan sosial apabila tidak ditangani dan diatasi dengan baik.

Pendidikan merupakan lembaga sosial yang paling berpengaruh dalam menanamkan nilai-nilai toleransi pada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Peranan pendidikan dalam menjaga keberagaman masyarakat Indonesia sangat diperlukan terutama di masa globalisasi dan modernisasi saat ini. 

Pendidikan multikultural adalah wujud upaya menggapai tujuan dan cita-cita bangsa, yakni terciptanya persatuan serta kesatuan dalam perbedaan. Pendidikan multikultural sangat dibutuhkan untuk membimbing peserta didik dalam menyikapi realitas masyarakat yang majemuk, sehingga mereka dapat mengembangkan sikap apresiatif terhadap keberagaman perbedaan tersebut.

Kerusuhan dan konflik berbasis suku, adat, ras, dan agama menunjukkan bahwa pendidikan kita gagal menciptakan kesadaran akan pentingnya multikulturalisme. 

Selama menerapkan pendidikan multikultural, maka peranan guru dan siswa akan sangat dibutuhkan agar pendidikan multikultural dapat berhasil mencetak generasi yang unggul dan paham akan keberagaman. 

Pendidikan multikultural sangat dibutuhkan demi menyiapkan generasi muda yang berdaya saing untuk menghadapi berbagai tantangan dalam pluralitas bermasyarakat.

Definisi Pendidikan Multikultural

Secara umum pendidikan multikultural adalah kemampuan manusia dalam mengembangkan potensi yang dimiliki seutuhnya untuk menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekuensi atas keragaman budaya, suku, etnis, dan kepercayaan/agama. Sementara secara sederhana pendidikan multikultural adalah proses penanaman nilai-nilai kehidupan dalam menghormati, menghargai, dan toleran terhadap keanekaragaman yang berada di tengah masyarakat plural.

Adapun hal utama dari pendidikan multikultural yaitu mengedepankan sikap menjunjung keberagaman, keterbukaan, kesetaraan, dan kemanusiaan yang meliputi berbagai cara di antaranya yakni menghargai dan memegang teguh hak asasi manusia yang berhubungan dengan kepercayaan, kebudayaan, suku, gender, dan status sosial. 

Pendidikan multikultural sebagai proses pendidikan perlu dilakukan secara terus menerus dan tidak dapat dicapai secara langsung dan keseluruhan, tetapi membutuhkan usaha besar yang berkelanjutan.

Tujuan Pendidikan Multikultural

Perlu dipahami bahwa pendidikan multikultural adalah suatu rangkaian keyakinan yang menyatakan pentingnya menghargai keragaman yang terdapat dalam masyarakat. 

Dari hasil wawancara bersama Mutmainna selaku guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dapat dijelaskan bahwa pendidikan multikultural memiliki berbagai tujuan dalam proses pelaksanaannya, namun setiap tujuan tersebut akan mengarah kepada satu hal yakni terciptanya keharmonisan dan perdamaian dalam masyarakat plural.

Secara spesifik tujuan dari pendidikan multikultural adalah untuk membantu peserta didik dalam menumbuhkan dan mengembangkan perilaku yang sesuai terhadap lingkungan masyarakat yang serba majemuk, memberikan wawasan kebangsaan mengenai budaya-budaya daerah, meningkatkan sikap nasionalisme dan patriotisme dalam diri sendiri, menjunjung rasa kemanusiaan dan keadilan pada setiap saat, mengembangkan pribadi pelajar yang bangga akan identitas dirinya, menciptakan keseimbangan dalam keberagaman masyarakat yang dimulai melalui peran lembaga sekolah, menumbuhkan rasa empati dan simpati sesama pelajar, dan menghasilkan generasi muda yang mempunyai karakter dan sikap untuk selalu demokratis, pluralis, serta humanis.

Konsep dan Dimensi Pendidikan Multikultural

Menurut James Banks selaku pendiri Center for Multicultural Education, konsep pendidikan multikultural adalah setiap peserta didik wajib diberi kesempatan yang sama tanpa memandang mereka dari perbedaan keadaan budaya, ras, gender atau lainnya. 

Beliau juga mengemukakan bahwa seluruh peserta didik memiliki hak atas kesetaraan di seluruh bidang pendidikan. Pendidikan multikultural merupakan strategi pendidikan yang menggunakan kemajemukan latar belakang budaya dari setiap peserta didik sebagai salah satu kekuatannya untuk membentuk pola pikir multikultural dalam lingkungan bermasyarakat.

James Banks turut mengidentifikasi dimensi-dimensi yang terkandung dalam pendidikan multikultural guna membantu guru dalam mengimplementasikan pendidikan multikultural kepada para peserta didik. 

Menurutnya terdapat lima dimensi pada pendidikan multikultural di antaranya yaitu pemberdayaan kultur sekolah dan struktur sosial, pengurangan prasangka, pedagogi yang setara, integrasi konten, dan proses kontsruksi pengetahuan. Kelima dimensi tersebut menjadi penentu keberhasilan terhadap pendidikan multikultural yang diterapkan di setiap lembaga pendidikan. 

Oleh karena itu, untuk membuat pendidikan multikultural berhasil maka semua pemangku kepentingan di sekolah hendak mempunyai sikap komitmen dan konsisten dalam menerapkan lima dimensi secara komprehensif.

Sumber Foto: liputan6.com
Sumber Foto: liputan6.com

Peran Guru dalam Penerapan Pendidikan Multikultural

Mutmainna yang berprofesi sebagai guru PPKn di SMPIT Al-Fityan School Gowa menerangkan bahwa pendidikan multikultural tidak hanya sekadar proses pembelajaran di dalam sekolah, namun memiliki dampak yang besar terhadap keberlangsungan hidup masyarakat di tengah kondisi pluralitas. Sebagai pengajar, guru dapat memperkenalkan pendidikan multikultural melalui berbagai program dan metode pembelajaran. 

Salah satu sistem pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu melalui metode berbagi peran untuk anak usia dini, sesi diskusi untuk pelajar SD, observasi lingkungan dan presentasi bagi siswa SMP, kelas menulis dan meneliti dengan tema pendidikan multikultural bagi siswa SMA, serta masih banyak lagi. 

Sedangkan contoh kegiatan eksternal sekolah yang mengedepankan pendidikan multikultural adalah mukhayyam tarbawi, yakni kemah yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh Al-Fityan School Gowa dengan tujuan menciptakan solidaritas dalam keberagaman keadaan yang dimiliki.

Mutmainna selaku guru PPKn juga mengemukakan beberapa faktor pendukung yang mendorong dan membantu lembaga pendidikan dalam menerapkan pendidikan multikultural. 

Faktor-faktor tersebut mencakup letak sekolah yang strategis, kurikulum yang digunakan, sarana dan prasarana yang memadai, kebijakan dan peraturan sekolah yang mendukung, program atau kegiatan siswa, keterlibatan guru, dan keterbukaan siswa. 

Sementara itu terdapat pula faktor penghambat dalam mewujudkan pendidikan multikultural, Mutmainna berpendapat bahwa faktor penghambat tersebut mencakup kurangnya kesadaran pribadi akan pentingnya pendidikan multikultural, masih minimnya media yang menjelaskan pendidikan multikultural, dan kurangnya sosialisasi terkait pendidikan multikultural. 

Keterlibatan guru sangat berpengaruh dalam proses penanaman nilai-nilai toleransi melalui pendidikan multikultural, guru memegang kendali utama dalam menciptakan suasana kelas yang toleran terhadap setiap perbedaan.

Peran Siswa dalam Penerapan Pendidikan Multikultural

Membentuk pelajar yang memahami dan memberi solusi terhadap kondisi permasalahan negara adalah salah satu tujuan dari pendidikan. Hasil wawancara bersama Firdha Aulia, Ainun Nurul Azkiya, dan Azizah Salsabila sebagai pejalar sekolah menengah atas, mereka sepakat bahwa siswa di Indonesia perlu untuk memahami arti perbedaan dalam kebhinekaan, dan salah satu upaya mewujudkan hal tersebut yaitu dengan mempelajari pendidikan multikultural. 

Azizah Salsabila mengatakan bahwa siswa perlu untuk mengetahui arti dari pendidikan multikultural dengan tujuan agar mempermudah guru dalam menanamkan nilai-nilai toleransi, perdamaian, kebhinekaan, persatuan, dan kekeluargaan. 

Dari hasil wawancara dengan Firdha Aulia, dapat dinyatakan bahwa pelajar berfungsi sebagai indikator penentu keberhasilan atas pendidikan multikultural, kesuksesan pendidikan multikultural akan tercermin dari sikap dan perilaku pelajar. Pendidikan multikultural dapat dikatakan berhasil pada suatu lembaga pendidikan apabila pelajarnya mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang sesuai dengan pendidikan multikultural.

Mutmainna menjelaskan salah satu faktor penghambat dalam menerapkan pendidikan multikultural yaitu kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan multikultural. 

Minimnya pemahaman terhadap pendidikan multikultural marak terjadi pada kalangan pelajar, sehingga sebagian besar dari mereka mengabaikan nilai-nilai pendidikan multikultural. 

Kurangnya kesadaran tersebut akhirnya membuat pelajar tidak mengetahui secara jelas peran yang harus mereka lakukan dalam menjaga pluralitas masyarakat. Pada hakikatnya pelajar memiliki peran dalam menjaga stabilitas bangsa agar tetap damai, secara garis besar pelajar merupakan agen of change yang akan membawa perubahan bagi masyarakat menuju hal yang lebih baik demi kepentingan bersama tanpa memandang perbedaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan multikultural adalah solusi untuk menjaga pluralitas di Indonesia. Dalam menerapkan pendidikan multikultural di sekolah terdapat berbagai faktor pendukung dan penghambat yang selalu menyertai. 

Pada proses penerapan pendidikan multikultural keterlibatan guru sangat dibutuhkan, sebab guru memegang kendali utama dalam menciptakan suasana sekolah yang toleran terhadap setiap perbedaan. 

Sejalan dengan hal tersebut, siswa juga memiliki peran utama dalam mengimplementasikan pendidikan multikultural. Pelajar berfungsi sebagai indikator penentu keberhasilan atas pendidikan multikultural, pendidikan multikultural dapat dikatakan berhasil pada suatu lembaga pendidikan apabila pelajarnya mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang sesuai dengan pendidikan multikultural. 

Oleh karena itu, untuk membuat pendidikan multikultural berhasil maka semua pemangku kepentingan di sekolah hendak mempunyai sikap komitmen dan konsisten dalam menerapkan konsep dan dimensi secara komprehensif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun