Keluarga dan jaringan sosial memainkan peran penting dalam menentukan siapa yang dapat mencapai posisi politik. Banyak pemimpin politik berasal dari latar belakang yang sama atau terhubung dengan elite yang sudah ada sebelumnya.
3.Mobilitas Politik
Meskipun ada ruang untuk mobilitas sosial, banyak individu yang berhasil dalam politik sering kali memiliki koneksi yang kuat dengan tokoh-tokoh politik yang sudah mapan, membuat akses ke kekuasaan menjadi lebih mudah bagi mereka yang berada dalam jaringan tersebut.
4.Tantangan Modernisasi
Crouch juga mencatat bahwa meskipun ada upaya untuk modernisasi dan reformasi dalam politik Indonesia, faktor-faktor tradisional ini tetap berpengaruh dan sering kali menghalangi perubahan yang lebih substansial.
Dengan demikian, analisis Crouch memberikan gambaran tentang bagaimana dinamika politik di Indonesia dipengaruhi oleh warisan sejarah dan hubungan sosial yang kuat, yang sering kali mempersulit perubahan politik yang lebih egaliter.
Selama 10 tahun buku karya Harold Crouch telah mengenai reformasi politik di Indonesia yaitu semenjak jatuhnya Soeharto. Reformasi ini terjadi karens didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi suatu krisis nasional yang menjatuhkan rezim pada masa Orde Baru dan yang dibentuk situasi spesifik, konstelasi, dan kekuatan politik. Dalam konteks keluarga Jokowi Widodo, mengenai anaknya yang Gibran Rakabuming Raka maju pilpres 2024 dan Kaesang Pangarep maju pilkada 2024. Meskipun Jokowi muncul dari latar belakang yang lebih sederhana dan berhasil melalui jalur politik yang populis, keberadaan struktur politik yang ada dan dukungan dari berbagai kalangan elite tetap memainkan peran penting dalam kelangsungan karir politiknya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk memecah tradisi politik lama, elemen-elemen politik turun-temurun tetap berpengaruh dalam sistem pemerintahan.
Kita berharap semoga anak-anak muda yang ada di pemerintahan Indonesia, memang dipastikan mempunyai talenta dan semoga nepotisme hanya sebatas mimpi buruk semata bagi kita dan tidak akan pernah jadi realitas politik masa depan kita. Generasi ini diharapkan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku yang berani mempertanyakan status quo dan mendorong pemimpin untuk lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Dengan pendidikan yang baik dan kesadaran politik, anak muda bisa mengembangkan visi yang lebih inklusif dan berorientasi pada masa depan, mengurangi ketergantungan pada pola politik lama dan menciptakan ruang untuk pemimpin baru yang lebih representatif. Semangat ini bisa menjadi fondasi untuk membangun sistem politik yang lebih adil dan demokratis, di mana semua suara didengar, terlepas dari latar belakang. Panjang umur demokrasi Indonesia, maju untuk terus bersama!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H