Penutup dan sedikit catatan
Kesetaraan gender harus lebih diperhatikan di era modern saat ini, hal tersebut seolah menjadi PR panjang sejak zaman dahulu hingga saat ini.Â
Saat kita bicara bahwa kita manusia adalah makhluk paling cerdar di muka bumi, kita juga seharunya memiliki kesadaran bahwa setiap gender memilki hak yang sama, bukan bicara mana yang lebih baik, namun bersama membentuk sebuah kehidupan yang kiranya tidak menderkriminasi salah satu gender.
Catatan kecil dari saya adalah, saat kita membahas sebuah topik, kita harus memahami konteks yang sedang dibicarakan, kita harus mengerti alur yang sedang dibawa oleh seseorang agar tidak berujung dibenturkan dengan topik lain yang kiranya tidak seseuai.Â
Mungkin beberapa lelaki akan ada yang berbicara:
"Lantas jika lelaki pulang kerja, dan rumah berantakan, lalu tidak ada yang memasak dan lain-lain, siapa yang harus disalahkan? Itu semua akibat kesetaraan gender, seharusnya perempuan memang diharuskan mengurus rumah tangga"
Kalimat di atas sudah keluar dari kontesk pembahasan, manajemen rumah tangga dan kesetaraan gender tentu dua topik yang berbeda, walaupun masih sedikit berkaitan, namun manajemen rumah tangga harus dibicarakan lebih lanjut oleh pasangan yang menjalaninya.Â
Bahwa pasangan satu sama lain memiliki hak yang harus dipenuhi agar rumah tangga tersebut berjalan dengan lancar dan jauh dari gesekan, berusaha saling memahami adalah kunci dari hal tersebut, membagi tugas yang adil dan tidak melulu memprioritaskan salah satu gender.
Jika ditanya, mengapa harus Sandy? Mengapa bukan Simeon de Beauvoir atau tokoh lain yang membahas Emansipasi Wanita.
Mungkin jawabannya karena untuk menarik banyak orang agar bisa masuk terhadap inti pembahasan, saya harus keluar dari kebiasaan utama saat membahas tokoh-tokoh terkenal, karena apa?Â
Karena kebanyakan dari kita akan membaca dan melupakannya begitu saja beberapa waktu yang akan datang, namun jika diberi sebuah bumbu-bumbu unik, maka akan sedikit nyantol di kepala dan saya harap akan dapat terus diingat.