Mohon tunggu...
Alif Akhtar_
Alif Akhtar_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alif Akhtar Hasan-Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalinaga-20107030150

Alif Akhtar Hasan-Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalinaga-20107030150

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Arti Kesetaraan Gender Versi Sandy Cheeks

29 Juni 2021   21:55 Diperbarui: 30 Juni 2021   01:00 2592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penutup dan sedikit catatan

Kesetaraan gender harus lebih diperhatikan di era modern saat ini, hal tersebut seolah menjadi PR panjang sejak zaman dahulu hingga saat ini. 

Saat kita bicara bahwa kita manusia adalah makhluk paling cerdar di muka bumi, kita juga seharunya memiliki kesadaran bahwa setiap gender memilki hak yang sama, bukan bicara mana yang lebih baik, namun bersama membentuk sebuah kehidupan yang kiranya tidak menderkriminasi salah satu gender.

Catatan kecil dari saya adalah, saat kita membahas sebuah topik, kita harus memahami konteks yang sedang dibicarakan, kita harus mengerti alur yang sedang dibawa oleh seseorang agar tidak berujung dibenturkan dengan topik lain yang kiranya tidak seseuai. 

Mungkin beberapa lelaki akan ada yang berbicara:

"Lantas jika lelaki pulang kerja, dan rumah berantakan, lalu tidak ada yang memasak dan lain-lain, siapa yang harus disalahkan? Itu semua akibat kesetaraan gender, seharusnya perempuan memang diharuskan mengurus rumah tangga"

Kalimat di atas sudah keluar dari kontesk pembahasan, manajemen rumah tangga dan kesetaraan gender tentu dua topik yang berbeda, walaupun masih sedikit berkaitan, namun manajemen rumah tangga harus dibicarakan lebih lanjut oleh pasangan yang menjalaninya. 

Bahwa pasangan satu sama lain memiliki hak yang harus dipenuhi agar rumah tangga tersebut berjalan dengan lancar dan jauh dari gesekan, berusaha saling memahami adalah kunci dari hal tersebut, membagi tugas yang adil dan tidak melulu memprioritaskan salah satu gender.

Jika ditanya, mengapa harus Sandy? Mengapa bukan Simeon de Beauvoir atau tokoh lain yang membahas Emansipasi Wanita.

Mungkin jawabannya karena untuk menarik banyak orang agar bisa masuk terhadap inti pembahasan, saya harus keluar dari kebiasaan utama saat membahas tokoh-tokoh terkenal, karena apa? 

Karena kebanyakan dari kita akan membaca dan melupakannya begitu saja beberapa waktu yang akan datang, namun jika diberi sebuah bumbu-bumbu unik, maka akan sedikit nyantol di kepala dan saya harap akan dapat terus diingat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun