Mohon tunggu...
Alifah SA
Alifah SA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia

Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Al Azhar Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Pikiran Tergelap: Bunuh Diri di Indonesia Melalui Lensa Freud

31 Mei 2024   13:41 Diperbarui: 31 Mei 2024   13:56 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/21/160000579/biografi-sigmund-freud-bapak-psikoanalisis?page=all

Kaitan Teori Psikoanalisis pada Kasus Bunuh Diri di Indonesia

Teori psikoanalisis Sigmund Freud menawarkan wawasan yang berharga dalam memahami kasus bunuh diri di Indonesia. Ketidakseimbangan antara id, ego, dan superego, konflik internal, serta pengaruh trauma masa kecil, semuanya dapat berkontribusi pada perilaku bunuh diri. Gangguan psikologis seperti depresi, gangguan bipolar, dan gangguan kepribadian sering kali menjadi faktor pemicu yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, pencegahan bunuh diri harus melibatkan pendekatan multidisiplin, termasuk terapi psikologis seperti terapi kognitif perilaku dan terapi psikoanalisis, dukungan sosial yang kuat, serta pengobatan medis jika diperlukan. Saran bagi penanganan isu ini mencakup peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental dan penyediaan akses yang lebih luas ke layanan kesehatan mental. Selain itu, pendidikan mengenai tanda-tanda gangguan psikologis dan strategi intervensi awal harus ditingkatkan, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah. Dukungan dari komunitas, keluarga, dan teman juga sangat penting dalam memberikan rasa aman dan membantu individu yang berisiko untuk bunuh diri.

Referensi 

Debora, T., & Helmi, A. F. (2015). Keterkaitan teori Sigmund Freud dalam kasus bunuh diri di Indonesia. INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, 1(1), 45-58.

Jevremovi, P (2020). Sigmund Freud and Martin Pappenheim. History of Psychiatry, journals.sagepub.com,

Large, M. M., Smith, G., Sharma, S., Nielssen, O., & Singh, S. P. (2011). Ketidakberdayaan sebagai faktor risiko perilaku bunuh diri pada pasien psikiatri rawat inap: Kajian sistematis dan meta-analisis. Acta Psychiatrica Scandinavica, 124, 18-29.

Sihotang, K. (2009). Bunuh diri bukan kehendak bebas: Perspektif neurosains dan psikoanalisis. Jurnal Pambelum, 1(1), 1-10.

Valentina, T. D., & Helmi, A. F. (2016). Ketidakberdayaan dan perilaku bunuh diri: Meta-analisis. Buletin Psikologi, 24(2), 123-135.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun