Salah satu resiko nyata yang telah terjadi adalah setelah beberapa pemerintah daerah memberikan keringanan untuk membuka pembelajaran tatap muka langsung beberapa waktu yang lalu di daerah kategori zona hijau dan kuning, atau daerah dengan resiko penularan nol hingga rendah, timbul sekitar beberapa klaster baru penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
Jadi, saya menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis daring atau online memang belum terlalu efektif jika dibandingkan dengan sistem pembelajaran offline secara tatap muka langsung dengan guru yang selama ini kita laksanakan, dikarenakan berbagai kendala yang terjadi sebagaimana dijelaskan diatas, namun apabila sistem baru ini didukung dengan baik oleh seluruh elemen yang terkait mulai dari pihak pemerintah, sekolah, guru, murid, hingga wali murid tentu sistem pembelajaran daring ini akan berjalan baik.
Sistem pembelajaran daring di masa seperti ini adalah jalan keluar terbaik dalam memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak. Pemerintah melalui Kemendikbud telah berijtihad memikirkan berbagai kebijakan melalui musyawarah dan pertimbangan yang matang agar dapat menekan laju angka persebaran virus ini tanpa mengesampingkan dunia pendidikan, kini tinggal bagaimana kita menyikapinya.
Apakah kita hanya akan protes terkait seluruh kebijakan yang lahir melalui proses panjang tersebut karena tidak sesuai dengan perspektif kita atau mendukung dan menaatinya agar tetap memberi manfaat tanpa menimbulkan bahaya bagi diri kita dan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H