Kongres Tahunan ke 99.567 di Planet Hughh, Kwadran Gamma3, Galaksi Bima Sakti
Layaknya permainan sepakbola yang bisa berubah dalam hitungan detik, kisruh sepakbola di Indonesia juga berkembang dengan cepat, dan, sangat sukar diduga.
Sampai awal Februari tak ada pemerhati sepakbola Indonesia yang percaya bahwa Djohar Arifin, Ketua PSSI yang sah dan La Nyalla Mattalitti, pentolan KPSI yang juga mengaku sebagai 'Ketua PSSI versi Ancol' akan seia-sekata. Sampai empat hari lalu, tak satupun pengamat sepakbola Indonesia, termasuk Kompasianer, yang percaya bahwa Halim Mahfudz akan dipecat!!
Namun itulah yang terjadi. Halim dipecat dari posisi Sekjen. BTN disahkan, dan Nil Maizar lengser.
Pemecatan Halim yang oleh banyak pihak dinilai tidak sesuai statuta, berbuntut panjang. Halim menolak dipecat dan masih menganggap dirinya sebagai Sekjen PSSI yang sah.
Karena merasa sebagai Sekjen PSSI, Halim pun tetap meneruskan rencana PSSI, yakni menggelar kongres. Sebagaimana dikutip tribunnews, Halim akan menggelar Kongres PSSI di Bandung. Jika rencana Halim terealisasi, maka akan ada dua kongres PSSI yang digelar pada waktu yang sama, 17 Maret 2013. Karena PSSI yang dipimpin Djohar Arifin juga bakal menggelar kongress di Jakarta.
Ini bukan yang pertama kongres PSSI digelar di dua tempat pada waktu yang sama, oleh dua pihak yang berbeda. Sebelumnya ada beberapa kali terjadi kongres kembar, antara PSSI dan KPSI. Kini, ketika KPSI tinggal menghitung hari karena 4 pentolannya telah kembali ke PSSI, yang bakal terjadi justru kongres kembar antara PSSI dan PSSI.
Voters pilih mana?
Yang menarik untuk ditunggu adalah bagaimana reaksi para voters. Ke kongres mana mereka akan berlabuh? Para voters yang berafiliasi ke KPSI kemungkinan besar akan menghadiri kongres versi Djohar. Yang belum jelas adalah voters yang selama ini berada di bawah PSSI. Apakah mereka akan memilih ke Djohar atau Halim?
Jika voters yang berafiliasi ke PSSI memilih menghadiri kongres PSSI Djohar, maka tak ada masalah. Situasi akan rumit jika voters PSSI terbagi dua. Sebagian ke Kongres Djohar dan sebagian ke Halim.
Yang juga menarik untuk ditunggu adalah, apa kira-kira agenda dari Kongres PSSI versi Halim? Apakah akan tetap mengacu ke poin yang digariskan FIFA, yakni penyatuan liga, revisi statuta dan pengembalian 4 exco?
Apakah akan muncul perlawanan dari pihak Halim, dengan misalnya membentuk 'KPSI Jiid II'? Ataukah Halim akan membentuk, seperti yang diusulkan dokter Posma, PSSI Perjuangan? Ataukah Halim membentuk apa yang disebut sebagai 'PSSI Penegak Statuta'?
Sanksi dan antisipasi
Lalu apa dampaknya jika ada kongres kembar nanti? Jika itu terjadi, bayang-bayanag sanksi FIFA akan mengental. Ya. Adanya kongres kembar bisa dinilai FIFA sebagai kegagalan PSSI menyelesaikan persoalan. Bahwa pentolan PSSI di mata FIFA ternyata hobinya berantem dan memecah diri, dan tak peduli dengan persatuan.
Apalagi jika pihak Halim bisa mengungkap fakta sahih bahwa pemecatan dirinya melanggar statuta. Pasti FIFA tak akan berpikir panjang untuk secepat mungkin menjatuhkan sanksi.
Karena itu, dalam dua pekan ke depan akan terjadi 'adu kuat' di internal PSSI. Sebagai langkah awal, mungkin akses Halim di kantor PSSI akan dibatasi. Ini mulai terjadi ketika Halim, menurut laporan jpnn, tak bisa menggelar konferensi pers di kantor PSSI karena ruang konferensi pers dikunci. Akibatnya Halim hanya bisa melakukan konferemsi pers di lobi PSSI.
PSSI Djohar juga rupanya langsung bergerak cepat guna mengupdate perkembangan. Di situs FIFA, nama Halim Mahfudz sebagai Sekjen sudah diganti.
Jika akses Halim dibatasi, akan sukar baginya untuk mengorganisir perlawanan. Kalau toh Halim diam-diam bisa tetap melawan, kemungkinan besar pihak PSSI Djohar akan mengambil tindakan 'keras'. Misalnya meminta aparat keamanan untuk melarang kongres versi Halim.
Menguji ketulusan La Nyalla
Selain perlawanan Halim, masalah yang juga harus dihadapi Djohar Arifin sebagai ketua Umum PSSI adalah ketulusan La Nyalla cs. Apakah La Nyalla sudah puas dengan posisi exco? Ataukah La Nyalla masih memendam hasrat untuk menjadi Ketua Umum PSSI?
Jika ternyata La Nyalla berkhianat dan 'menusuk Djohar Arifin dari belakang' saat kongres nanti, maka perlawanan Halim akan mendapatkan momentum. Tapi jika La Nyalla bisa berbesar hati untuk puas dengan posisi exco, maka perdamaian bisa didapat.
Dengan kembalinya la Nyalla sebagai exco, otomatis ISL kembali ke yuridiksi PSSI. setidaknya itu yang diyakini Menpora Roy Suryo. Jika ISL sudah kembali ke pangkuan PSSI, timnas bisa diperkuat pemain terbaik. Jika liga sudah menyatu, Newscorp akan membuka diri untuk negosiasi lebih lanjut. dan di masa depan, sepakbola Indonesia akan mengarah ke profesionalisme.
Itukah yang akan terjadi? Kita tunggu saja.... Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H