Mohon tunggu...
Mohamad NurAlief
Mohamad NurAlief Mohon Tunggu... Freelancer - pelajar

Random person with random background and random interest https://ca-lis.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Opini di Tengah Pandemi

12 Mei 2020   07:57 Diperbarui: 12 Mei 2020   07:50 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal, negara ini katanya punya instrumen untuk mengambil kebijakan yang terkait dengan kondisi seperti ini, yaitu aturan mengenai karantina wilayah. Namun entah apa yang menjadi pertimbangan pemerintah ditengah situasi yang tidak karuan, mereka malah

"Meracik bumbu dari bahan mentah padahal di meja sudah siap bumbu siap saji yang tinggal butuh sedikit tambahan bahan lainnya"

Ya, intinya pemerintah memutuskan melakukan PSBB dan masyarakat memang sepatutnya harus mematuhi aturan tersebut.

PSBB ini diterapkan dalam penerapan yang terfokus dalam wilayah - wilayah tertentu yang memang diperlukan untuk melakukan PSBB ini. Pemerintah memang tidak mengambil langkah seperti negara - negara lain yang melakukan lockdown secara nasional. 

Pada dasarnya, PSBB ini mengizinkan untuk berkegiatan dengan syarat - syarat tertentu sehingga tidak seketat lockdown di negara lain. Secara teori, PSBB ini cukup baik, namun implementasi nya masih jauh dari harapan. 

Dalam kasus PSBB ini, masyarakat masih banyak yang tidak patuh dan diperparah oleh pemerintah yang masih tidak tegas. Tidak tegasnya pemerintah dapat dilihat dimana pemerintah di depan publik kerap kali memberi kebijakan yang kontradiktif antar lembaga yang membuat masyarakat menjadi korban akibat ketidakcakapan pemerintah dalam memerintah. Dan selama 2 bulan ini kita dipertontonkan silang pendapat yang membuat masyarakat mengerutkan dahi ditengah kehidupan yang semakin tidak pasti.

Beberapa problem dalam PSBB ini adalah mobilitas masyarakat yang tidak dikontrol dengan baik. Contoh paling nyata adalah bagaimana aktivitas di commuter line. Moda transportasi ini memang dilematis, di satu sisi rawan menjadi pusat penyebaran virus, di sisi lain ini adalah moda transportasi yang efisien dalam mobilitas masyarakat JABODETABEK. 

Pemerintah daerah sudah berulang kali berteriak mengenai moda transportasi ini. Hal ini bukan tak berdasar, mereka berteriak karena sudah beberapa kali ditemukan penumpang yang positif covid - 19 yang menggunakan moda angkutan ini. 

Belum lagi acap kali terjadi penumpukan penumpang di stasiun dan di gerbong sampai berhimpit - himpitan tanpa mempedulikan himbauan jaga jarak. 

Kebijakan dimana armada kereta dibatasi jumlahnya tanpa dibarengi dengan ketegasan pemerintah dalam membatasi mobilitas warganya mengakibatkan teori mengenai jaga jarak terkadang tidak berlaku di moda transportasi ini. 

Walau sekarang mulai diperketat mengenai penumpang yang boleh menggunakan armada ini, namun tanpa adanya pengawasan berupa testing terhadap penumpang secara kontinu, moda transportasi ini masih menyimpan bom waktu yang dapat memperkeruh situasi ditengah pandemi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun