Padahal, kampus yang pada mulanya dibanggakan sebagai kampus rakyat namun sekarang telah berubah menjadi kampus "mahal". Dengan biaya UKT yang mencapai 11 juta rupiah untuk beberapa kalangan mahasiswa dan uang pangkal yang semakin "menggila" untuk mahasiswa yang diterima melalui jalur mandiri serta jumlah mahasiswa yang berjumlah belasan ribu, seharusnya kampus ini memiliki dana yang cukup untuk sekedar membenahi sedikit permasalahan diatas.Â
Mengenai dana yang cukup  besar tersebut sejauh ini masih menjadi pendapat saya pribadi dan saya pribadi tidak tahu ada berapa banyak uang yang dimiliki kampus ini dan seberapa besar pengeluaran kampus serta sektor mana saja yang menjadi sektor yang menerima pengeluaran kampus ini.Â
Oleh karena itu, saya sangat berharap agar pihak terkait atau orang yang memiliki pengetahuan tentang masalah ini agar bisa membagikan informasi ini sehingga tidak menimbulkan asumsi asumsi berkepanjangan di tengah kehidupan kampus.
Dan selama permasalahan ini tidak bisa terjawab, rasanya pantas menyematkan kampus ini sebagai kampus yang bermuka dua.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H