Mohon tunggu...
Alief Lutphi Wibowo
Alief Lutphi Wibowo Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Hobi Ngoding

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dampak FOMO (Mengikuti Trend) terhadap Konten Negatif

13 Juli 2024   08:55 Diperbarui: 13 Juli 2024   09:09 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital yang serba cepat ini, kita tak henti-hentinya dibombardir dengan informasi dan tren yang silih berganti. Fenomena FOMO (Fear of Missing Out), atau rasa takut ketinggalan informasi atau pengalaman, kian marak dan memengaruhi pola konsumsi media sosial kita. 

Sayangnya, tidak semua tren positif. FOMO dapat menyeret kita ke dalam konten negatif yang berakibat fatal bagi diri sendiri, orang lain, dan bahkan agama. Mari kita telusuri lebih dalam dampak negatif FOMO terhadap konten negatif dan bagaimana kita, sebagai muslim, dapat mewaspadainya.

Adapun dampak Negatif FOMO pada Konten Negatif :  

  • Menjerumuskan ke Perilaku Negatif :

    FOMO dapat mendorong seseorang untuk mengikuti tren negatif, seperti pornografi, penyalahgunaan narkoba, atau konten kekerasan. Hal ini dapat merusak moral, kesehatan mental, dan bahkan berujung pada tindakan kriminal. Seperti yang diriwayatkan dalam hadist yang berbunyi :

    "Barangsiapa yang mengikuti hawa nafsunya, maka dia akan terjerumus ke dalam kehancuran." (HR. Tirmidzi)

  •  Memperkuat Sifat Iri dan Dengki :

    Melihat kesenangan orang lain di media sosial dapat memicu rasa iri dan dengki. FOMO membuat seseorang merasa tidak puas dengan kehidupannya dan selalu ingin "seperti orang lain". Hal ini dapat merusak hubungan antar individu dan menghambat kebahagiaan. Seperti yang diriwayatkan dalam hadist yang berbunyi :

    "Janganlah kamu saling dengki, karena dengki itu memakan daging seperti memakan besi." (HR. Muslim)  

  • Memicu Konsumerisme Berlebihan: 

    FOMO sering dikaitkan dengan tren materialisme dan konsumerisme. Demi mengikuti tren, seseorang rela membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, sehingga dapat membahayakan kondisi keuangan dan menimbulkan stres. Seperti yang diriwayatkan dalam hadist yang berbunyi :

    "Barangsiapa yang tidak merasa puas dengan apa yang telah Allah SWT berikan kepadanya, maka dia tidak akan pernah merasa puas dengan apa pun." (HR. Tirmidzi)

  • Meningkatkan Risiko Depresi dan Kecemasan: 

    FOMO dapat membuat seseorang merasa tidak bahagia dan selalu membandingkan diri dengan orang lain. Hal ini dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan bahkan gangguan kesehatan mental lainnya. Seperti yang diriwayatkan dalam hadist yang berbunyi :

    "Janganlah kalian saling mencemooh, janganlah saling dengki, janganlah saling membenci, dan janganlah saling memutuskan hubungan. Hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allah SWT sebagai saudara." (HR. Muslim)  

  • Meningkatkan Risiko Depresi dan Kecemasan : 

    FOMO dapat membuat seseorang merasa tidak bahagia dan selalu membandingkan diri dengan orang lain. Hal ini dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan bahkan gangguan kesehatan mental lainnya. Seperti yang diriwayatkan dalam hadist yang berbunyi :

    "Janganlah kalian saling mencemooh, janganlah saling dengki, janganlah saling membenci, dan janganlah saling memutuskan hubungan. Hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allah SWT sebagai saudara." (HR. Muslim)

  •  Menyebarkan Hoax dan Berita Palsu: 

    FOMO dapat mendorong seseorang untuk menyebarkan hoax dan berita palsu demi mendapatkan likes dan komentar. Hal ini dapat menyesatkan masyarakat dan menimbulkan keresahan. Seperti yang diriwayatkan dalam hadist yang berbunyi :

    "Barangsiapa yang berbohong, maka dia akan dicatat sebagai pembohong di sisi Allah SWT." (HR. Muslim)

Konten negatif yang dipicu FOMO dapat menjerumuskan seseorang ke dalam perbuatan dosa dan maksiat. Hal ini dapat melemahkan iman dan takwa, serta menjauhkan diri dari Allah SWT.

"Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan: (1) syirik (mempersekutukan Allah), (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang diharamkan Allah, (4) memakan riba, (5) memakan harta anak yatim, (6) menuduh wanita zina yang suci dan beriman, (7) lari dari medan perang." (HR. Bukhari)

Sadari Bahaya FOMO: Pahamilah bahwa FOMO dapat menjerumuskan kita ke dalam konten negatif dan membahayakan diri sendiri, orang lain, dan agama.

  • Filter Konten yang Dikonsumsi: Pilihlah konten yang bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Hindari konten negatif yang dapat merusak iman dan takwa. 
  • Gunakan Media Sosial dengan Bijak: Batasi waktu penggunaan media sosial dan fokuslah pada interaksi nyata di dunia nyata. 
  • Perkuat Iman dan Takwa: Perbanyak ibadah, membaca Al-Quran, dan menghadiri kajian ilmu agama. 
  • Bergabung dengan Komunitas Positif: Carilah komunitas yang positif dan suportif untuk saling mengingatkan dan menguatkan iman. 
  • Gunakan FOMO untuk Hal Positif: Manfaatkan FOMO untuk mengikuti tren dakwah dan menyebarkan nilai-nilai Islam.  

Sebagai muslim, kita harus selalu waspada terhadap pengaruh negatif FOMO. Jangan biarkan rasa takut ketinggalan informasi atau pengalaman menjerumuskan kita ke dalam konten negatif yang dapat merusak diri sendiri, orang lain, dan bahkan agama.
Marilah kita jadikan media sosial sebagai platform untuk menyebarkan kebaikan dan menjauhkan diri dari konten negatif. Gunakan FOMO untuk hal positif, seperti mengikuti tren dakwah dan menyebarkan nilai-nilai Islam.

Ingatlah: 

Kebahagiaan sejati tidak datang dari mengikuti tren, tetapi dari ketaatan kepada Allah SWT dan mengikuti ajaran-Nya. Kita tidak perlu terjebak dalam FOMO dan selalu ingin "seperti orang lain". Fokuslah pada diri sendiri dan jalani hidup sesuai dengan syariat Islam.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun