Di Kota Palopo, saya membutuhkan untuk pemulihan sehari. Selain itu, ketika menarik uang di Kota Tentena tak ke luar namun tetap terdebet. Hingga perlu diuruskan karena menyangkut kelancaran perjalanan.
Hore di Toraja!
Tak salah, jika ingin ke Kota Rantepao atau dikenal dengan Tana Toraja maka jalan yang harus ditempuh menaiki gunung. Rute yang dilalui, tetap harus bekelok-kelok sesuai kontur gunung. Bagi kendaraan bermotor melewati rute ini, harus sering membunyikan klakson.
“Ibu, apa ini bagian puncaknya dari jalan menuju ke Toraja?” tanya saya pada pemilik warung penjual oleh-oleh ketika beristirahat, disuatu tempat persinggahan kendaraan. Di depan saya duduk, ada Rumah Makan Puncak. Asyik, sebentar lagi bisa meluncur seperti jalan ke arah Kota Wotu.
“Wah, ini sih, puncak tengah, yang tadi Bapa lewati itu, puncak bawah, nanti di atas sana baru puncak paling atas,” kata si Ibu warung sambil menunjuk ke atas, hingga membuat saya tertegun.
Namun keberuntungan selalu menaungi pesepeda. Ketika gowes menjalani jalan yang merayap mendaki dan berliku itu, saya sempat mandi di sebuah rumah terpencil, yang disebut bagian puncak sebenarnya. Selain itu, ada yang memberi dua buah pisang. Sedang di Puncak bagian atas, tak ada tempat persinggahan.
Jalan ke Toraja mulai menurun ketika di kilometer 24 arah Rantepao. Atau di depan Pos penjagaan hutan. Dan, baru menuruni beberapa kilometer saya berteriak: “Hore di Toraja!” ketika melihat kali pertama rumah khas Toraja, yang bentuknya melengkung seperti tanduk kerbau. Dindingnya kaya dengan ukiran ornamen yang klasik. Dalam hati, terselip rasa bangga bisa menyaksikan secara langsung salah satu kekayaan bangsa kita.
Tapi, saya agak menyesal tak mampir ke tempat wisata Batimurung. Lokasinya 11 km dari Kota Maros dan sedikit menyimpang arahnya jika menuju Kota Makassar. Selain itu, sinar matahari yang terik mengepung saya ketika menjalani rute 154 Km terakhir sepanjang jalan trans Sulawesi yang berada dipinggir pantai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H