Mohon tunggu...
Alief Rahman
Alief Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Bahasa dan Sastra

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sastra Bandingan

21 September 2021   13:19 Diperbarui: 21 September 2021   13:21 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KAJIAN SASTRA BANDINGAN DALAM CERITA "LUTUNG KASARUNG" DAN "BEAUTY AND THE BEAST"KAJIAN SASTRA BANDINGAN DALAM CERITA "LUTUNG KASARUNG" DAN "BEAUTY AND THE BEAST"

Sejarah dari kisah dongeng "Lutung Kasarung" dimulai ketika Lutung Kasarung atau yang berarti Lutung yang Tersesat, adalah legenda masyarakat Jawa Barat yang menceritakan tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke Buana Panca Tengah atau Bumi manusia dalam wujud seekor lutung. 

Dalam perjalanannya di Bumi, seekor lutung tersebut bertemu dengan putri Purbasari Ayuwangi yang diusir oleh saudara-saudaranya yang pendengki, karena kecantikan Purbasari. Lutung Kasarung adalah seekor mahkluk yang buruk secara fisik. namun pada akhirnya ia berubah menjadi pangeran dan mengawini putri Purbasari, merekapun memerintah Kerajaan Pasir Batang dan Kerajaan Cupu Mandala Ayu bersama-sama.

Sedangkan "Beauty and The Beast" bercerita tentang sesosok pangeran yang dikutuk berparas buruk yang mencari cinta sejatinya. Belle si gadis desa pergi ke sebuah kastil untuk menyelamatkan sang ayah. Seiring berjalannya waktu, ia mengetahui bahwa makhluk mengerikan yang menangkap ayahnya adalah pangeran tampan yang dikutuk. 

Kisah dongeng "Beauty and The Beast" berasal dari daratan Eropa sana, tepatnya di Perancis. Dongeng tersebut di tulis oleh Gabrielle-Suzanne Barbot de Villeneuve di tahun 1740. Dongeng yang kemudian dijadikan film animasi oleh Disney tersebut menjadikanya dikenal luas tidak hanya ditempat dongeng tersebut berasal.

Persamaan kedua cerita rakyat ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, karena sang pengarang berada diluar cerita tersebut. Beralih ke Alur atau Plot pada kedua cerita ini, Pada cerita rakyat "Lutung Kasarung"  maupun "Beauty and The Beast"  alur cerita yang digunakan adalah alur maju. Tema antara cerita rakyat "Lutung Kasarung" dengan cerita "Beauty and The Beast" memiliki kesamaan, yaitu kedua-duanya sama-sama berujung pada pencarian cinta sejati yang dapat merubah wujud si buruk rupa menjadi seorang pangeran. 

Amanat yang terkandung dalam kedua cerita, Keduanya memiliki amanat yang sama yaitu agar selalu berbuat baik kepada siapa saja, Karena perbuatan baik itu akan mendatangkan keberuntungan. Juga kita tidak boleh memperlakukan orang lain/sesama makhul secara sewenang-wenang dan bertindak dengan pandang bulu. Serta tidak boleh sombong atau serakah.

Pada kedua cerita tersebut, tokoh utamanya sama-sama merupakan jelmaan dari seorang pangeran. Sama-sama mencari cinta sejati yang dapat menghilangkan kutukan tersebut. Tokoh pada cerita rakyat "Lutung Kasarung", tokoh utamanya adalah Lutung Kasarung yang merupakan jelmaan dari pangeran Guru Minda Khayangan, sedangkan pada cerita "Beauty and The Beast" tokoh utamanya yaitu siburuk rupa, yang juga merupakan jelmaan dari seorang pangeran. 

Perbedaan pada kedua tokoh tersebut, yaitu pada cerita rakyat "Lutung Kasarung" tokoh utama dikutuk Ibundanya sendiri akibat kesalahpahaman antara tokoh utama dengan Ibundanya, dan sifat tokoh utama dari awal sampai akhir cerita sama, yaitu baik hati, bijaksana, penyayang, suka menolong. 

Sedangkan pada cerita "Beauty and The Beast" tokoh utamanya yaitu siburuk rupa dikutuk oleh seorang nenek-nenek tua sebagai akibat dari kesombongannya sendiri. Sifat siburuk rupa mengalami perubahan yakni pada awal cerita yaitu sombong tamak, kasar. Sedang pada akhir cerita sifat nya berubah menjadi baik hati, penolong, penyayang. Serta di cerita "Lutung Kasarung" Purbasari menikah dengan Lutung Kasarung sebelum Lutung berubah menjadi pangeran. Sementara, dalam cerita "Beauty and The Beast" Belle menikah dengan Beast setelah Beast berubah menjadi pangeran.

Hubungan atau pengaruh cerita rakyat "Lutung Kasarung" terhadap cerita "Beauty and The Beast". Cerita secara tidak langsung ada kaitan atau hubungan dengan cerita rakyat "Lutung Kasarung". Terlihat diantara keduanya memiliki persamaan, baik dari alur cerita maupun tema cerita yang sama-sama berisi bagaimana perjuangan seseorang yang dikutuk menjadi sesosok yang buruk agar dapat kembali menjadi sosok aslinya yakni seorang pangeran. 

Jadi, hubungan intertekstual antara cerita rakyat "Lutung Kasarung" terhadap cerita "Beauty and The Beast" adalah hubungan perluasan atau pengembangan, adanya kesejajaran diantara keduanya, yakni sama-sama memiliki tujuan untuk mencari cinta sejati dimana cinta tersebut dapat mengubah dirinya dari sesosok yang buruk rupa kembali menjadi ke sesosok aslinya yaitu seorang pangeran.

Ada pula perbedaan yang terlihat dari kedua dongeng tersebut yaitu latar dan budaya. Oleh sebab kedua dongeng tersebut terdapat pada konsep cerita yang mengemukakan tentang pencarian cinta sejati yang bisa mengubah segalanya. Dalam cerita rakyat "Lutung Kasarung" latar tempat ini terjadi didaerah Ciamis Jawa Barat, kaki gunung Cupu. Latar sosial yang terjadi pada cerita rakyat tersebut yaitu masyarakat yang tradisional yang masing menjunjung nilai-nilai tradisi yang ada pada masyarakat maupun tradisi yang sudah ada sejak turun-temurun. 

Masyarakatnya juga masih sangat patuh akan apa yang diperintah oleh raja/yang berkuasa pada saat itu, tidak berani melawan/menetang apapun keputusan pemimpin meskipun keputusan itu salah/keliru. Masyarakatnya masih kental dengan tradisi perjodohan. Latar tempat pada cerita Lutung Kasarung yakni masa kerajaan, yang diceritakan bahwa kekuasaannya akan kerajaan dialih tangankan untuk sementara kepada kakaknya Purbararang sampai ia dewasa. Ketika sudah dewasa, kekuasaan tersebut bukannya diberikan kepada Purabasari yang berhak, malah ia pertahankan agar tetap menjadi miliknya dan berusaha menyingkirkan Purbasari.

Sedangkan latar yang terdapat pada cerita "Beauty and The Beast" latar tempat ini yakni disebuah desa yang tentram, damai serta disebuah kastil tua. Latar sosialnya, yaitu masyarakatnya kental dengan nuansa pedesaan, seperti kegiatan sehari-harinyapun cerminan masyarakat desa seperti bercocok tanam dan berternak. Interaksi atau hubungan sosial dalam masyarakatnya pun sangat terjalin, sesuai dengan kondisi masyarakat pedesaan pada umumnya.

Budaya pada kedua cerita "Lutung Kasarung", lebih kearah budaya masyarakat Jawa Barat. Sedangkan pada cerita "Beauty and The Beast" budayanya lebih kearah masyarakat Eropa, tepatnya prancis.

Perbandingan dalam cerita "Lutung Kasarung" seorang gadis yang diceritakan adalah Purbasari. Dia adalah anak seorang raja yang memiliki enam orang saudara dan saudara-saudaranya membenci Purbasari. Sehingga dia dikutuk menjadi jelek, kulitnya mengelupas oleh kakaknya sendiri yang bernama Purbararang. Sedangkan dalam dongeng "Beauty and The Beast" diceritakan seorang gadis yang bernama Belle, ia adalah anak seorang pedagang dan ia gemar membaca buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun