Mohon tunggu...
Alief Ilham Akbar
Alief Ilham Akbar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Big Dreamer, Sedang Belajar di UAE University

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tempat Paling Mewah di Surga

3 Desember 2012   22:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:14 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak kita dengar di mana saja, Indonesia atau Amerika atau manapun saja, ketika lampu mati terjadi disalah satu kota besar, jumlah kerugian yang terjadi disebabkan oleh pencurian bisa mencapai berjuta juta. Itu disebabkan karena manusia berpatok pada peraturan. Peraturan sangat penting tanpa peraturan tidak ada Negara dan ketentraman. Tetapi peraturan tidak bisa mengikat manusia. Peraturan bisa berubah kapan saja, Tapi Akhlak tidak bisa berubah dan bersifat abadi, Pelanggaran peraturan akan disidang oleh pengadilan namun pelanggaran akhlak tanggung jawab didepan Allah SAW di akhirat. Itulah jika peraturan keras atau ada manusia takut, namun jika tidak ada peraturan kuat manusia dengan gampang melanggarnya. Akhlak adalah perilaku dalam dan luar manusia, tetapi peraturan atau hukum adalah perilaku luar manusia saja.

Fiqh Akhlak

Sungguh sangat disayangkan kebanyakan buku buku fiqih selama ini tidak disangkutpautkan dengan Nilai nilai akhlak, Allah SWT dalam menjelaskan peraturan fiqh di Al Quran seperti masalah cerai, di Surat Al talaq meskipun satu lembar setengah tercantum juga ada empat ayat yang membicarakan taqwa ! itu lah sebabnya ada banyak muslim yang menceraikan istrinya seenaknya saja dengan hanya mesms atau berkata kau telah kuceraikan, itu karena di buku fiqh kurangnya para ulama menyatukan aturan aturan fiqh dengan nilai nilai akhlak padahal Al quran melakukannya. Dari masalah cerai tersebut jika aturan fiqh disinergikan dengan nilai Akhlak maka seorang muslim akan bertaqwa seperti yang memang dianjurkan yaitu bertaqwa di segala kondisi dan situasi tidak menceraikan istri seenaknya saja. Begitu juga masalah kawin kontrak, Masalah fiqh disini dipisahkan dengan masalah akhlak. Secara fiqh sah namun secara Akhlak tidak sah, mana mungkin Islam menganjurkan suatu hubungan yang dibangun dengan kebohongan dan tipu daya. Bila istri kawin kontrak terbongkar oleh istri yang lama maka akan panjang urusannya dan itu menunjukan kebohongan hubungan yang pertama. Dan yang bohong bohong itu tentunya dari dulu sudah dilarang ole agama.. Begitu juga ketika kita membuka buku sirah nabawiyah kebanyakannya menceritakan perang. Namun dalam hakikatnya peperangan hanya mencakup 5 % saja dari hidup Nabi 95% Kehidupan Nabi adalah akhlak yang tinggi.

Islamnya Indonesia juga dari Akhlak

Siapa yang membuka/mengislamkan Indonesia Negara penduduk muslim terbesar di dunia? Apakah ada satu tentara muslim yang mebukanya? Tidak jawabannya. Yang membuka Indonesia adalah saudagar pedagang Arab yang jujur dan terpercaya. Memang sempat ada pendakwah yang datang dari tanah arab namun Pedagang pedagang itu datang lebih dulu dari pada Para Pendakwah. Rakyat Indonesia melihat para pedagang yang jujur, bisa diberi amanah, terpercaya, melayani dengan senyuman, pandangan yang belum pernah sebelumnya dilihat oleh rakyat Indonesia. Mari kita liha lihat hadist dibawah ini:

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا فَنَالَتْ أَصَابِعُهُ بَلَلًا فَقَالَ مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ قَالَ أَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَفَلَا جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَيْ يَرَاهُ النَّاسُ مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّي

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah. Maka beliaupun bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Dia menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tak meletakkannya di bagian atas agar manusia dapat melihatnya?! Barangsiapa yang menipu maka dia bukan dari golonganku.” (HR. Muslim no. 102)

Itulah akhlak islam yang tidak menghendaki kecurangan, bahkan kecurangan kepada siapun tak terkecuali.

Teladan Akhlak Nabi Muhammad SAW

Aklak tinggi Rosullullah Muhammad SAW tercermin pada hadis dibawah ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun