"Di sini ada yang unik lagi, kita tidak menyediakan plastik. Jadi, pengunjung diharap membawa goodie bag sendiri. Paling ya kita cuman menyediakan paperbag." ucap Ignas. Hal itu tentu berkaitan erat dengan tujuan utama adanya Pasar Kamisan, hidup sehat dan mengembangkan produk organik.Â
"Saya pernah nih mendengar langsung waktu ada penderita kanker belanja ke Pasar Kamisan, terus dia ngomong katanya dengar dari orang kalau disini jual bahan-bahan organik. Terus orang itu mau beli gula aren buat ganti gula pasir." ucap Ignas. Ignas merasa senang karena mulai banyak orang yang mengenal Pasar Kamisan dan memulai hidup sehat.
Ignas berharap agar Pasar Kamisan ini tetap bertahan, ia menceritakan bahwa ia menyetujui caffenya untuk digunakan event Pasar Kamisan setiap hari kamis. Ignas menyebutkan ada beberapa tenant yang saat ini sudah berjualan sendiri dan tidak bergabung lagi di Pasar Kamisan karena sudah memiliki banyak pelanggan, seperti "Omah Keju Mazaraat".Â
"Tapi, walaupun gitu Mas Jimmy juga masih kerjasama sama kita. Jadi, kita masih menjualkan produk kejunya. Nah, yang menjualkan kejunya disini tuh Mas Ahmad karena kebetulan Mas Ahmad jualan roti dan juga membeli keju selalu dari Mazaraat ini." sambungnya.
Bahan Organik Sebagai Alternatif dan Kesehatan
Ahmad Solihin, laki-laki berusia 46 tahun ini adalah otak dibalik Kebun Roti. "Saya sudah sembilan tahun bergabung disini. Dulu namanya itu KOLEJA (Kolektif Lestari Jogja), tapi dulu saya masih petani bukan penjual roti," ucapnya saat ditemui dalam kegiatan Pasar Kamisan.Â
Ternyata, Ahmad memiliki alasan historis dalam menciptakan roti dengan inovasi baru. "Dulu itu saya masih bertani dan istri saya punya sakit maag, tiba-tiba cari informasi ada roti yang dibuat pakai ragi alami dan aman untuk penderita maag. Yaudahlah dari situ saya dan istri buat, itu ragi yang buat sawah namanya MOL (Mikroorganisme Lokal)," sambungnya.
Berkat eksperimen dari pasangan suami istri ini, akhirnya produk roti dengan ragi alami mulai dikenal oleh masyarakat Yogyakarta. Ahmad mulai menawarkan jualannya langsung ke teman-teman terdekatnya hingga tempat-tempat fitness karena ia merasa tempat fitness tempat berkumpulnya orang-orang sehat dan cocok dengan roti yang ia buat.Â
Melalui panjangnya perjalanan yang Ahmad lalui, akhirnya ia memberanikan diri untuk menjual produknya di Pasar Kamisan yang dulu ia kenal sebagai pasar sehat.
Ahmad yang awalnya fokus pada pertanian kini telah menghabiskan waktunya untuk membuat roti dengan istrinya. Bertani menjadi pekerjaan sampingan Ahmad, karena pesanan roti di kedai miliknya kerap membludak.Â