Pola hidup seseorang juga bisa mempengaruhi kualitas sel darah merah yang dihasilkan. Karena sel darah merah membawa nutrisi-nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Didalam sel darah merah, terdapat protein, asam folat, vitamin B12, zat besi, dan ada beberapa enzim antioksidan. Untuk mendapatkan protein yang baik, kita bisa mengkonsumsi telur, kacang almond, ikan tuna, udang, keju cottage, susu, gandum, yogurt, dan sebagainya. Zat besi dapat diperoleh dari hewan dan tumbuhan.Â
Hewan yang memiliki kandungan zat besi yang cukup tinggi yaitu gurita, tiram, kepiting, daging sapi, daging kambing, bebek, ikan makarel, sarden, hati sapi, caviar, dan juga telur. Sedangkan tumbuhan yang memiliki kandungan zat besi yang tinggi yaitu asparagus, bayam, tomat, edamame, kentang, bit, labu, kacang kedelai, kacang merah, markisa, alpukat, kurma, dan masih banyak lagi.Â
Asam folat mudah untuk diperoleh. Hanya dengan mengkonsumsi jagung, seledri, pisang, kale, selada, jeruk, persik, stroberi, papaya, kacang polong, kacang almond, dan masih banyak lagi. Akibat yang bisa terjadi apabila sel darah merah dalam tubuh melemah yaitu anemia, penyakit ginjal, serta penyakit sum-sum tulang belakang. Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah dalam tubuh yang sehat atau berfungsi secara maksimal berada dibawah batas normal.Â
Apabila seseorang kekurangan sel darah merah yang sehat, oksigen yang diterima oleh tubuh juga akan berkurang. Gejala anemia bisa lemah, lesu, sakit kepala, serta muka dan kulit pucat. Anemia sendiri ada berbagai macam. Diantaranya, anemia hemoragi yang dikarenakan tubuh kehilangan darah akut, akan tetapi sum-sum tulang akan memproduksi sel darah merah baru secara bertahap sampai kembali ke kondisi normal.Â
Ada juga anemia mikrositik yang dikarenakan sel-sel darah merah kecil mengandung hemoglobin dalam jumlah kurang dari normal. Misalnya, anemia difesiensi zat besi dan juga talasemia. Anemia difesiensi besi dikarenakan kurangnya pematangan sel darah merah sehingga sel darah merah kurang bisa untuk mengedarkan nutrisi yang ada. Lalu, ada anemia makrositik.Â
Pada kasus anemia makrositik ini yang terjadi adalah sel-sel darah merah berukuran lebih besar dari normal tapi konsentrasi hemoglobin normal. Misalnya, anemia megaloblastik. Selanjutnya, ada anemia hemolitik yang terjadi akibat penghancuran sel darah merah yang berlebihan. Ada juga anemia aplastic yang disebabkan karena sum-sum tulang belakang berhenti memproduksi sel darah merah.Â
Serta ada anemia sel sabit. Pada penyakit ini, kelainan yang terjadi adalah susunan hemoglobin pada sel darah merah tidak sempurna yang dapat mengakibatkan sel darah merah mati dini secara massal. Apabila sum-sum tulang belakang kurang tanggap untuk memproduksi sel darah merah yang baru lagi, maka peluang untuk terkena anemia cukup besar.Â
Lalu, apa hubungan penyakit ginjal dengan kurangnya sel darah merah? Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk menyaring darah. Untuk melakukan tugasnya pasti butuh pasokan nutrisi dan oksigen. Apabila sel darah merah yang ada dalam darah berkurang, maka ginjal pun tidak dapat menjalankan tugasnya secara optimal.Â
Yang apabila terjadi terus-menerus tanpa penanganan, bisa menyebabkan ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik. Selanjutnya, ada penyakit sum-sum tulang belakang. Sum-sum tulang belakang memiliki tugas yang sangat penting dalam pembentukan sel darah merah. Sum-sum tulang belakang berfungsi untuk memproduksi sel darah merah.Â
Apabila sum-sum tulang belakang bekerja terlalu keras, maka lama-kelamaan akan rusak. Setelah menyimak penyebab melemahnya eritrosit dan juga akibat yang bisa terjadi apabila eritrosit dalam tubuh melemah, kita harus mulai menjaga pola hidup kita. Terlebih terhadap aktivitas yang kita miliki. Harus sedikit mengurangi kesibukan sehari-hari.Â
Sebagai manusia, kita punya batasan untuk melakukan sesuatu dikarenakan organ yang ada dalam tubuh kita juga memiliki batas maksimum untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita. Jadi kesimpulannya adalah di dalam tubuh kita mengalir cairan yang disebut darah. Darah berfungsi untuk mengirimkan oksigen dan zat-zat lain yang diperlukan oleh tubuh, mengangkut berbagai bahan kimia dari hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.Â