Mohon tunggu...
Nabilah Salsabila
Nabilah Salsabila Mohon Tunggu... Full Time Blogger - ALIBANISME
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

vita est certamen circa ac sinceritate

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keberhasilan Muawiyah dalam Membangun Dinasti Bani Umayyah

5 Oktober 2019   08:38 Diperbarui: 5 Oktober 2019   08:49 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ditahun 661 M, Ali bin Abi Thalib terbunuh oleh Abu Muljam, dan kemudian kekhalifahan diteruskan oleh anaknya Hasan bin Ali atas usulan Qais bin Sa'ad bin Ubadah dan ia menjadi orang yang pertama kali membaiatnya, dan ia berkata "Ulurkanlah tanganmu, maka aku akan memabiatmu atas dasar Al-QUr'an dan Hadits Rasul".

Setelah pembaiatan Hasan, rakyat Damaskus enggan membaiatnya karena posisi Muawiyyah begitu kuat karena sudah memerintah selama 20 tahun. Sehingga Hasan bin Ali berangkan bersama pasukannya ke Syam untuk menyeru agar kepemimpinan kaum muslim dalam satu orang. 

Melihat situasi ini, Muawiyah mengutus dua orang untuk menemui Hasan, karena jika terjadi perang maka Muawiyah akan kalah jumlah dibandingkan pasukan Hasan. Sehingga, Abdurrahman bin Samurah dan Abdullah bin Amir menawarkan perdamaian kepada Hasan, dan melobby nya untuk menerima tawaran Muawiyyah, dan Hasan menerima tawaran tersebut.

Setelah menerima tawaran perdamaian tersebut pada 5 Rabi'ul Awwal tahun 41 H, Hasan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Muawiyah. Sebab Hasan tidak ingin adanya pertumpahan darah diantara umat muslim, sehingga tahun ini dikenal dengan tahun persatuan atau 'amm jama'ah. 

Alasan Hasan menerima tawaran Muawiyah, karena mereka telah membuat nota kesepakatan bahwa setelah kepemimpinan Muawiyah akan dilakukan pemilihan pemimpin dengan metode seperti pada masa khulafaur rasyidin, yaitu musyawarah. 

Selain itu Muawiyah bersedia untuk menjamin keamanan dan keselamatan jiwa dan harta keturunan Ali dan pendukungnya. Setelah persetujuan itu, rakyat menunjukkan ketaatannya dengan membaiat Muawiyah.

Keberhasilan Muawiyah tidak terlepas dari wataknya yang dikenal sebagai politikus dan administrator yang ulung. Umar bin Khattab menilai bahwa ia adalah seorang yang cakap dalam urusan politik dan pemerintahan, sehingga terbukti ia dapat menjabat sebagai gubernur di Damaskus untuk 20 tahun lamanya. 

Selain itu, ia adalah seorang yang jujur dan cerdas dan dikenal sebagai ahli siasat dan pandai dalam merancang taktik serta strategi. Sehingga usaha yang ia cita-citakan membuahkan hasil untuk membangun dinasti Umayyah yang kokoh berdiri selama 90 tahun dengan mencakup wilayah yang sangat luas dan menyumbangkan peradaban islam yang gemilang pada dunia 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun