Mohon tunggu...
Alina Widya
Alina Widya Mohon Tunggu... Programmer - Penyuka wangi puisi

No doubt

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Time (Part 2)

7 Maret 2019   09:58 Diperbarui: 7 Maret 2019   10:18 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Time (Part 2)

Tahun 2030

Profesor Donny telah mengatakan semua rahasia duapuluh tahun yang lalu, mengapa beberapa bulan setelah ia mendapat transplantasi jantung dan kembali beraktifitas, ia tidak pernah menemukan Erin. Kepindahan ke Departemen Sain dan Teknologi yang menguras seluruh perhatiannya, termasuk dengan rekan-rekan kerjanya di Universitas terutama di bagian riset. 

Hingga akhirnya ia menerima surel  dariProfesor Donny yang ditulis sebelum ia meninggal dan dijadwalkan terkirim sepuluh tahun kemudian. Professor Donny sendiri meninggal dunia tujuh tahun yang lalu. 

Dew membaca kata demi kata dalam surat tersebut dan terdiam. Sesaat kemudian ia segera membuka TAB baru di komputernya dan segera mencari blog Erin yang sudah lama ia ketahui. Erin sering menulis essay atau jurnal sain di blog tersebut. Namun selain itu gadis itu juga tertarik dengan fiksi terbukti dengan beberapa puisi ungkapan hati yang ia tuliskan.

Tak puas membuka file-file milik Erin, Dew mencoba masuk situs pribadi Erin dan membaca semua yang gadis itu tuliskan. Huft... mengapa selama ini dirinya tidak pernah memperhatikan deretan kalimat-kalimat itu?... Sangat mudah bagi Dew memahami apa yang Erin tuliskan di sana... gadis itu mencintainya. Dan Dew hanya mampu menyesali sikapnya yang tidak pernah perduli terhadap Erin yang selalu memperhatikannya bukan karena Erin adalah rekan kerjanya namun karena Erin mencintainya.

Dew melangkah meninggalkan ruangan. Malam itu ia memutuskan berkunjung ke pemakaman. Tak sulit menemukan makam Erin.. Dew terdiam membayangkan mata sendu Erin setiap kali memandangnya. Ia tak sanggup membayangkan betapa Erin dengan sukarela menyerahkan jantung untuknya sesaat sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya setelah kecelakaan itu... tanpa sepengetahuannya karena ia sendiri tengah berjuang dengan kondisi jantungnya yang sangat parah. 

Dew mengusap dadanya sejenak membayangkan gadis dengan wajah polos itu. Akan kusimpan jantung ini dengan segenap cintaku, Erin....Aku tidak akan tinggal diam.... Akan ada sebuah balasan untuk semua yang telah kamu lakukan. Dewangga melangkah menjauhi makam Erin.

Mobilnya melaju memasuki sebuah kawasan RESEARCH CENTER di sekitar Universitas. Sebuah patung berbentuk kepala Professor Donny terpajang di depan pintu utama. Beliau memang sudah meninggal tujuh tahun yang lalu. Dew melangkah melalui lorong-lorong panjang dan berujung pada sebuah ruangan bundar. Ia masuk dengan akses sidik jari tangan dan kornea mata. Dew menyalakan komputer sentral dan berkutat dengan data beberapa saat sebelum ia membuka sebuah alat berbentuk tabung.. mesin waktu!

*****

Pertemuan mereka terjadi ketika Erin tanpa sengaja bertabrakan dengannya di sebuah toserba. Erin terbelalak memandang sosok Dew yang sudah berusia di angka lima puluhan tahun seolah dikenalnya. Dew baru menyadari gadis itu sangat manis di usianya. Dengan mudah Dew menarik hati Erin karena ia sudah mengetahui apa yang ada dalam fikiran Erin saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun