Baris cemara yang sama tinggi mengibas ranting
Ketika masa kelam seakan harus terungkap
Kejenuhan jiwa yang hendak dilepas terperangkap
Di ujung cengkeraman puncak yang mulai sunyi
Saat kegundahan jiwa hanyut terbawa rindu
Mata tak lagi nanar menatap pohon asam roboh
Terbawa derasnya arus seakan mengancam jiwa
Di sisi lembah perbukitan yang mulai gersang
Kehidupan yang sama terasa menjadi goncang
Tiada keindahan yang tampak di lereng tebing
Pepohonan menjulang rusak tak terlihat letak
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!