Di balik papan...
Kau tertidur tanpa napas kehidupan
Hanya diam dalam kesendirianÂ
Hilang pangkat juga jabatan
Tak berarti harta kekayaan
Bahkan ketampanan serta kecantikan
Membusuk dalam balutan rasa ketakutan
Di balik papan...
Tak ada lagi yang kau banggakan
Kekuatan, kesombongan, dan kelicikan
Hancur menyatu bersama tanah
Tak ada yang menolong meskipun melolong
Tak ada yang peduli saat diam sendiri
Tak ada yang mengerti ketika diri tersiksa
Di balik papan...
Kau butuh doa dan maaf dari orang terdekat
Kau berharap ampunan segala dosa dan khilaf
Kau hanya menanti janji yang telah diperbuat
Kau merenungi kesalahan setiap detik
Pada siapa hendak meminta pembelaan
Ketika jasad telah tertutup rapat
Di balik papan...
Hanya amal perbuatan yang kelak membantu
Meski hidup tanpa tahta juga melimpahnya harta
Sahabat, keluarga, dan teman ikut mendoakan
Senyum bahagia terus tercurahkan
Tanpa beban siksa yang seakan menghindar
Dari kebajikan, keikhlasan, serta kesabaran
Di balik papan...
Kau akan segera dimakamkan
Menunggu datang masa pergantian
Usia yang semakin dekat dengan kematian
Tak akan membiarkan hidupmu terus tertawa
Tetesan air mata membawa pada perpisahan
Raga dan jiwa di atas indahnya kehidupan
30 Maret 2021
(Ali Kusas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H