Di ambang waktu yang telah berubah
Wajah negeri masih seperti biasa saja
Kutip sana kutip sini sesuai selera
Meskipun jeratan hukum di depan mata
Senyum terpancar di wajah penerima pungli
Tanpa sadar dihujat dan dibenci
Bahkan seperti terjual harga diri di ujung jemari
Tiada rasa malu menerima harta tak suci
Bangga akan sentuhan genggaman rupiahÂ
Di antara pandangan hidup mewah
Pungli bagian jejak hidup yang rusak dan salah
Saat jiwa hanya bertumpu mencari nafkah
Hanya mereka mencari jalan pintas
Memudahkan keinginan yang cepat bebas
Walaupun kecewa diusung bak sebuah patung
Diam menerima upeti seperti orang bingung
Tak penting berurusan dengan kata fitnah
Ketika nurani bersimbah dalam lingkaran lembah
Hitam dan berkarat di jalur yang tidak terukur
Jatuh tersungkur setelah diri melangkah mundur
Pungli takkan berarti bertumpuk dalam saku baju
Pada lembaran nominal biru-merah
Di slip tanda bukti yang tiada jelas waktu terpisah
Di sepanjang pekerjaan yang tak terarah
Mengharap detik berjalan pendapatan bertambah
Tersimpan kesepakatan yang membuat resah
Harta kekayaan yang dimiliki tak berfaedah
Hidup terancam di bui sengsara serta susah
Hanya akan terasa tenang dan damai
Jika pungli tak lagi tersimpan lalu disemai
23 Maret 2021
(Ali Kusas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H