Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Darah Jejak Kaki Misterius

18 Februari 2021   00:20 Diperbarui: 18 Februari 2021   00:34 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua minggu telah berlalu setelah ayah dan aku berkunjung ke rumah Pak Wisnu. Hingga terjadinya kejadian yang menggegerkan satu dusun di tempat tinggalku.  Pak Wisnu menjadi korban pembunuhan di malam naas itu. Tubuhnya bersimbah darah dengan kaki terikat berada di ruang tamu.

"Sungguh biadab perbuatan orang yang melakukan pembunuhan terhadap Pak Wisnu. Mengapa orang yang hidup sendirian seperti Pak Wisnu harus menjadi korban? Apa tidak ada hati dan perasaan Si Pembunuh itu, sehingga begitu tega membunuhnya." Itulah ucapan dari seorang pelayat yang sejak dari pagi menunggu proses pemberangkatan jenazah menuju ke pemakaman.

Saat kejadian pembunuhan suasana dalam kondisi hujan deras, sehingga tidak ada seorang pun yang melihat tersangka pembunuh Pak Wisnu. Hanya terlihat bercak-bercak darah jejak kaki yang berada di lantai depan dan hilang di batas halaman. "Meskipun tersangka pembunuh Pak Wisnu belum terungkap, jejak kaki berdarah itu dapat dijadikan alat bukti untuk menangkap pelakunya."

Seorang pelayat lainnya juga mengungkapkan hal yang sama. Aku dan ayahku merasa sangat sedih melihat kondisi Pak Wisnu di akhir hidupnya yang tragis. " Sangat sadis pembunuh yang telah membunuh Pak Wisnu. Jika ingin merampas harta orang lain, mengapa harus nyawa pun melayang. Semoga Pak Wisnu mendapatkan tempat terbaik di alam barzakh." Ayahku pun mengajakku untuk mengantar jenazah Pak Wisnu menuju pemakaman.

Setelah sebulan berlalu rumah peninggalan Pak Wisnu pun terlihat kosong. Sering terlihat jejak kaki berdarah di ruangan teras dan menghilang di samping rumah. Aku merasa darah jejak kaki itu sangat misterius. Hampir setiap Senin pagi, aku melihat darah jejak kaki itu berada di lantai rumah kosong peninggalan Pak Wisnu. Mungkin jejak kaki bercak darah itu akan selalu muncul di lantai, hingga ditemukan siapa pembunuh Pak Wisnu.

Misteri Si Pemilik bercak darah, jejak kaki yang terus muncul di lantai rumah Pak Wisnu itu belum terkuak. Mungkin pembunuh yang membunuh Pak Wisnu juga telah meninggal dunia, tanpa diketahui lokasi dan jati dirinya. Siapa yang membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja, kelak akan mendapat balasan yang sama nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun