Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Ombak Menatap Curiga

17 Oktober 2020   18:06 Diperbarui: 17 Oktober 2020   21:14 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tubuh berselimut rajutan ketika duduk sendiri

Menunggu langit biru berubah menjadi kelabu

Bertanya pada siapa hendak diajak bicara

Semua diam membisu menaruh rasa cemburu

Membentang curiga yang seakan merasuk jiwa

Tak mengerti jika hari berganti mulai senja

Di tepian pantai ombak menggulung keceriaan

Jerit dan tawa bocah kecil meremas gunduk pasir

Melempar maju saling berlari kencang serentak

Dendam membisikkan gulungan ombak bergerak

Menghantam curiga dalam lautan hilang impian

Saat hempasan gelombang tak lagi membiarkan

Perahu kecil yang terbalik bagaikan buih lautan

Sedetik memecahkan ketakutan para nelayan  

Yang berjuang menyambung napas kehidupan

Tak gentar seandainya kematian bersandar

Di tubuh kekar menanggalkan segala harapan

Hanya menyambung keadaan ke arah perubahan

Pada ombak hendak menatap curiga

Adakah kemarahan yang sedang terhempaskan

Adakah kebencian yang terkubur gelombang

Adakah kelalaian yang merusak alam kehidupan

Adakah keserakahan yang tak terhentikan

Adakah kesombongan yang telah menjelma rupa

Adakah keinginan menepis kekuatan lautan

Adakah ketakutan ketika ombak menghantam

Adakah kesadaran jika semua sebagai ujian

Pada ombak hendak kuungkapkan cerita

Tak semestinya curiga saat tersadar

Jika manusia hanya mencari sumber kehidupan

17 Oktober 2020

(Ali Kusas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun