Tubuh berselimut rajutan ketika duduk sendiri
Menunggu langit biru berubah menjadi kelabu
Bertanya pada siapa hendak diajak bicara
Semua diam membisu menaruh rasa cemburu
Membentang curiga yang seakan merasuk jiwa
Tak mengerti jika hari berganti mulai senja
Di tepian pantai ombak menggulung keceriaan
Jerit dan tawa bocah kecil meremas gunduk pasir
Melempar maju saling berlari kencang serentak
Dendam membisikkan gulungan ombak bergerak
Menghantam curiga dalam lautan hilang impian
Saat hempasan gelombang tak lagi membiarkan
Perahu kecil yang terbalik bagaikan buih lautan
Sedetik memecahkan ketakutan para nelayan Â
Yang berjuang menyambung napas kehidupan
Tak gentar seandainya kematian bersandar
Di tubuh kekar menanggalkan segala harapan
Hanya menyambung keadaan ke arah perubahan
Pada ombak hendak menatap curiga
Adakah kemarahan yang sedang terhempaskan
Adakah kebencian yang terkubur gelombang
Adakah kelalaian yang merusak alam kehidupan
Adakah keserakahan yang tak terhentikan
Adakah kesombongan yang telah menjelma rupa
Adakah keinginan menepis kekuatan lautan
Adakah ketakutan ketika ombak menghantam
Adakah kesadaran jika semua sebagai ujian
Pada ombak hendak kuungkapkan cerita
Tak semestinya curiga saat tersadar
Jika manusia hanya mencari sumber kehidupan
17 Oktober 2020
(Ali Kusas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H