Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tragedi Kapal Karam

20 September 2020   22:46 Diperbarui: 20 September 2020   22:58 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Napas tersembul senyap bersama air menyerap

Api menyelinap pada dinding kapal yang koyak

Hitam membara menghanguskan jerit terluka

Sampai detik lelah hilang tiada menyerah

Kapal karam menyisakan puing berserakan

Hidup seolah mutiara yang diperebutkan

Tiada cara untuk saling menyelamatkan

Nyawa terbungkus bayang kelam dipertaruhkan

Setitik keinginan kembali di tepi daratan

Tak peduli menjadi kenangan mengharukan

Senyum duka tersembunyi di kerut wajah terluka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun