Di atas lautan terdengar teriakan merintih
Marak api di geladak kapal menyambar
Berjuang tiada henti, cari pertolongan tak pasti
Di ujung jerit tangis tiada berarti
Hanya gelap, gelombang pasang merayu jiwa
Menyapa rasa takut yang seakan siap direnggut
Melepas segala harta disisa napas dan tenaga
Dengarkan dari bawah suara terus menggema
Gemercik air semakin deras memecah suasana
Desak tubuh hanya harap gerak hilang kecewa
Selamatkan nyawa dari gelombang menyiksa
Napas tersembul senyap bersama air menyerap
Api menyelinap pada dinding kapal yang koyak
Hitam membara menghanguskan jerit terluka
Sampai detik lelah hilang tiada menyerah
Kapal karam menyisakan puing berserakan
Hidup seolah mutiara yang diperebutkan
Tiada cara untuk saling menyelamatkan
Nyawa terbungkus bayang kelam dipertaruhkan
Setitik keinginan kembali di tepi daratan
Tak peduli menjadi kenangan mengharukan
Senyum duka tersembunyi di kerut wajah terluka
Serentak pada tragedi karamnya kapal
20 September 2020
(Ali Kusal)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H