Detik kemerdekaan telah melintas dan berlalu
Menyusuri pergantian waktu di tahun hijriyah
Muharram memberi pertanda akan perubahan
Insan yang terselimuti noda dan dosa dunia
Terpikat lelah bergelimang bisikan kesesatan
Saat usia bertambah, hilang setengah bahagia
Meskipun merdeka di tembok penuh warna
Takkan surut semangat untuk berganti masa
Muharram mengajarkan kembali pada kemurnian
Meninggalkan kesombongan menjadi kemuliaan
Melepas iri dan dengki pada sikap keikhlasan diri
Menata hati dalam renungan ketaatan hakiki
Tak lagi merampas lepas duri yang terinjak tapak
Tanpa meradang sedih ketika sepi menghampiri
Hanya harapan terus tersemai di sisi niat suci
Perbaiki khilaf di sudut nuansa kemerdekaan
Muharram seakan mengingatkan batas usia
Merdeka dalam pemasungan kelalaian suka cita
Tercatat di perjalanan diri yang semakin sempit
Pada ruang kehidupan yang tak lagi diratapi
Berkata tanpa suara ketika senyum terkunci mati
Butir-butir peluh sebagai saksi di selimut putih
Menggenggam untaian doa ketika mata terpejam
Walau di antara napas tergambar derita kelam
Muharram di antara napas kemerdekaan
Menyadarkan pentingnya sebuah perjalanan akhir
Di tumpuan berdiri tegak menatap cermin hidup
Lenyapkan angan dan mimpi yang tiada makna
Melepas hati akan syukur nikmat kemerdekaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H