Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta di Ujung Tali Kematian

18 Juli 2020   09:00 Diperbarui: 18 Juli 2020   14:45 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lima tahun, aku mengenal Romi sebagai laki-laki yang menjadi teman seperjuangan dalam menjalani bahtera kehidupan. Memang, aku dan Romi belum terikat pada tali pernikahan karena hubunganku sebatas teman. Namun, di dalam hatiku seperti tertanam benih cinta terhadap Romi. Entahlah, mungkin itu hanya perasaanku saja yang selalu merasa nyaman jika berada di samping Romi.

Romi seakan menjadi penyembuh luka lama yang pernah kurasakan saat kebersamaanku dengan seorang pria bernama Asra. Asra yang telah meninggalkanku begitu saja tanpa memberikan kabar, di saat aku berbadan dua hingga aku mengalami keguguran. Kekecewaan yang begitu mendalam sehingga aku menutup pintu hatiku kepada laki-laki manapun. Aku tidak ingin luka lama itu muncul kembali.

Romi merupakan teman satu kantor denganku yang sering mensupportku dalam berbagai hal. Wajar saja jika kedekatanku dengan Romi menumbuhkan benih cinta di dalam hatiku. Namun aku masih belum berani melangkah lebih jauh untuk berumah tangga kembali. Sakit terasa jiwaku apabila kegagalan kali kedua dalam membina rumah tangga mulai terulang lagi.

Romi pun sebenarnya tidak dapat berbuat apa-apa karena selama ini, ia tinggal serumah dengan ibunya. Ibunya telah menjodohkan dirinya dengan seorang perempuan desa yang jarak rumahnya tidak jauh dari kampungku. Rasa cemburu terkadang muncul dari hatiku kepada Ratih, perempuan desa yang sangat beruntung kelak bersuamikan Romi. Menurutku, Ratih akan menjadi perempuan dan istri yang sangat bahagia nantinya.

Akan tetapi, aku melihat Romi seperti berat hati untuk  Meninggalkan ku sendiri. Romi seakan berpijak di antara dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, Romi harus mengikuti keinginan ibunya, di sisi lain ia merasa tidak tega untuk meninggalkan ku. Namun, aku tetap memberikan semangat dan arahan kepada Romi agar tetap mendahulukan keinginan ibunya. Aku memberikan pendapat kepada Romi bahwa jika seorang anak laki-laki itu harus patuh kepada ibunya. Ibu yang sangat berjasa besar mempertaruhkan nyawa demi melahirkan seorang anak.  

Dua tahun sudah Romi berumah tangga dengan Ratih, dan telah memiliki dua orang anak. Sejak ibunya meninggal dunia, aku melihat wajah Romi semakin lama semakin bertambah kusut. Ia tak lagi terlihat ceria, meskipun memiliki dua orang anak yang sangat sehat. Ya, aku seperti melihat kebahagiaan Romi bersama Ratih telah sedikit terusik oleh kehadiran sosok pria lain yang muncul di dalam rumah tangganya. Aku beranggapan jika selama ini Romi telah sepenuhnya mencintai Ratih. Sedangkan Ratih tanpa rasa bersalah, seolah membiarkan kehadiran seorang pria yang telah mengusik rumah tangganya.

Pria yang telah mengusik rumah tangga Romi dengan Ratih, merupakan teman semasa SMA Ratih. Darman, dialah pria yang telah mencoba mengusik ketenteraman rumah tangga Romi. Aku juga mengenal Darman, karena ia teman sekantor dari mantan suamiku Asra. Darman pernah datang ke rumah ini, saat mantan suamiku Asra masih bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Darman juga yang telah merusak rumah tanggaku saat itu. Ia juga yang telah menghancurkan kebahagiaanku bersama Asra.

Kini, Darman berusaha mengusik kebahagiaan rumah tangga Romi dengan Ratih. Aku harus berbuat sesuatu agar rumah tangga Romi tidak sampai berantakan akibat ulah Darman. Cukup aku saja yang merasakan kehancuran dalam membina rumah tangga. Aku berusaha mengingatkan kepada Darman agar segera menjauhi rumah tangga Romi. Aku akan memberikan pelajaran berharga kepada Darman, agar ia sadar bagaimana rasanya jika rumah tangga yang telah dibina bertahun-tahun harus berantakan disebabkan ulah orang ketiga.

Aku pun berusaha untuk mencari kesempatan dan waktu yang cocok agar dapat mengungkapkan segalanya kepada Darman. Pertemuan pun berlangsung di satu lokasi yang aku masih mengingatnya. Di lokasi inilah aku bersama mantan suamiku Asra, merajut tali cinta untuk bersumpah setia. Namun, semuanya hanya tinggal kenangan yang tersisa dan tersimpan di dalam lembaran kenangan pahitku bersama Asra. Aku pun menunggu kedatangan Darman yang sejak dari tadi belum terlihat.

Tiba-tiba Darman muncul dari arah pintu masuk, lalu menuju ke arah tepatnya aku duduk. Aku pun memulai obrolan yang ringan hingga sampai pada inti pembicaraan berkaitan dengan permasalahan rumah tangga Romi dan masa lalu ku kepada Darman. Darman mendengarkan ucapanku dengan perasaan yang sangat mendalam hingga tanpa tersadar meneteskan air mata. Aku pun seolah-olah ikut merasakan perasaan Darman saat itu, hingga Darman secara tiba-tiba meneteskan air mata.

Darman mengungkapkan semuanya kepadaku, mengapa mantan suamiku meninggalkanku dan mencoba untuk masuk dalam kehidupan rumah tangga Romi. Cinta, itulah yang menjadi alasan mengapa Darman berusaha menghalalkan segala cara agar aku dengan Asra berpisah, dan sekarang mencoba untuk menghancurkan rumah tangga Romi dengan Ratih.

Sejak dari SMA, Darman sudah menyukaiku tanpa berani untuk mengungkapkannya. Ia menyimpan rasa cinta itu, walaupun aku sudah berumah tangga dengan Asra. Ia tidak menginginkan ada orang lain memiliki orang yang dicintainya. Ia akan berbuat apapun bahkan menghancurkan rumah tangga orang lain. Begitu juga dengan Ratih yang juga menjadi target cinta Darman yang tidak tersampaikan. Darman mempunyai keinginan agar rumah tangga Romi hancur berantakan. 

Gila, itulah yang tersimpan di benakku akan perilaku Darman yang suka menghancurkan rumah tangga orang lain. Aku pun berusaha memberanikan diri mengungkapkan rasa kecewa hati ini kepada Darman yang telah menghancurkan rumah tanggaku. Begitu teganya Darman merusak ketenteraman dan keharmonisan rumah tangga yang telah terbina, saat aku dan Asra mantan suamiku masih hidup bersama. Dengan kekesalan dan kecewa yang mendalam, aku pun pergi meninggalkan Darman.

Seminggu telah berlalu dari pertemuanku dengan Darman. Tiba-tiba aku mendengar kabar yang sangat mengejutkan dari Ratih, istri Romi. Darman telah meninggal dunia karena bunuh diri. Ia menggunakan tali dan mengikatnya ke leher, di lokasi kebun belakang rumahnya. Sungguh tragis, akhir cinta Darman yang tak tersampaikan. Darman meninggalkan sepucuk surat kepadaku sebagai permohonan maafnya. Di ujung tali kematian, perjalanan cinta Darman harus berakhir. Aku dan Ratih seakan menjadi korban dari akhir cinta Darman. Walaupun perbuatan Darman merupakan kesalahan yang fatal, aku dan Ratih tetap memaafkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun