Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ruang Isolasi

24 Maret 2020   00:36 Diperbarui: 24 Maret 2020   00:34 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detik terus berdetak 

Wajah dalam resah ketakutan 

Tertutup di balik ruang isolasi 

Berdiam menghitung denyut nadi 

Menatap kosong di antara mereka yang gelisah 

Senyum seolah lekang berganti derita 

Gedung megah seakan sunyi dalam misteri 

Dunia tak lagi ingin bercengkerama 

Satu demi satu berguguran laksana dedaunan

Hanya harapan ditujukan pada Pemilik Kehidupan

Kesombongan pun sirna ditelan virus mematikan

Ruang isolasi seperti menyiksa jasmani

Yang terperangkap dalam wabah tak terkendali

Kepasrahan juga perjuangan tiada henti

Mencegah dan membentengi diri dengan sepenuh hati

Langkah pasti terus melaju serta mengalir

Tak menghentikan pengorbanan tenaga medis

Walau diri terkikis kritis

Hingga detik akhir nyawa hilang melayang

Ruang isolasi tak akan penuh sesak

Jika mata rantai virus terputuskan

Senyum kembali muncul di antara wajah

yang masih butuh dekapan juga ampunan

Kelak berubah dalam ketenteraman

yang sesaat mengerti makna kehidupan

Kembali pada kebenaran yang hakiki

(Ali Kusas)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun