Tiga tahun usaha yang telah aku rintis mulai berkembang. Kios pemberian perusahaan produk makanan itu sudah mulai aku renovasi dan kini telah menjadi sebuah toko. Aku sudah memiliki sepuluh karyawan.
Walaupun aku sebagai pemilik toko, aku tidak pernah membeda-bedakan karyawan yang bekerja denganku. Saat aku berada di samping kasir, aku mendengar suara yang semasa masih berjualan di kios kecilku dahulu. Ya, suara tetangga yang pernah mencemoohku sebelum usahaku berkembang.
Aku merasakan jika tetanggaku malu akan ucapannya yang pernah ditujukannya kepadaku. Ia meminta maaf atas segala perbuatannya saat aku belum menjadi pemilik toko ini. Aku pun memaafkan apa yang pernah terucap dari lidah tetanggaku yang pernah menyakiti perasaanku. Aku menganggap apa yang diucapkannya itu, menjadi pemacu semangatku untuk lebih keras berusaha.Â
Aku akan tetap menjadi pribadi yang kuat. Pribadi yang pantang menyerah. Pribadi yang memiliki harga diri yang tidak akan mencemoohkan siapa pun. Pribadi yang lebih menghargai kekurangan orang lain. Pribadi yang akan terus menginspirasi mereka yang memiliki keterbatasan pisik. Pribadi yang berjiwa rendah hati dan tidak mudah sakit hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H