Mohon tunggu...
Aliansi Remaja Independen
Aliansi Remaja Independen Mohon Tunggu... -

Aliansi Remaja Independen (ARI) adalah organisasi remaja usia 10 -24 tahun yang bekerja di isu Kesehatan Seksual dan Reproduksi, Pendidikan dan Ketenagakerjaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Agama, Ekstrimisme dan Remaja

24 September 2018   13:08 Diperbarui: 25 September 2018   08:32 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luther juga melihat banyak penyimpangan yang dilakukan oleh otoritas gereja seperti penyogokan untuk memperoleh status social yang tinggi, penyalahgunaan sakramen suci yang membuat umat katolik lebih percaya terhadap simbol-simbol peribadatan ketimbang Tuhan, perilaku amoral dari Paus Alexander VI yang sampai dia memiliki enam orang anak dari perbuatan nya itu di mana kita semua tau bahwa seorang paus tidak boleh menikah atau berhubungan seksual agar bias focus memberikan pelayanan, dan yang paling miris adalah penjualan surat pengampunan dosa. 

Atas pemikirang yang diangkat oleh Luther, ia akhirnya mendapatkan banyak kepercayaan dan dukungan oleh masyarakat yang kemudian pengikut Luther inilah yang dinamakan Protestan. Sehingga kini, Katolik dan Protestan merupakan dua agama yang berbeda. 

Wajar saja kalau keduanya memiliki banyak persamaan karena dulunya berasal dari satu agama. Namun jangan salah, walaupun begitu, Katolik dan Protestan tetap tidak bisa disatukan. 

Terdapat beberapa perbedaan mendasar antara keduanya. Kemudian, dalam hal Alkitab, yaitu bahwa Katolik mengakui Kitab Deuterokanonika sedangkan Protestan menganggap bahwa kitab tersebut adalah kitab yang tidak diwahyukan oleh Allah. Selanjutnya, dalam hal penafsiran. Dalam gereja Katolik, yang boleh menafsirkan Alkitab adalah ahli-ahli teolog yang berpusat di Roma saja, sedangkan dalam Protestan semua orang boleh menafsirkan Alkitab.

Mengulas pemisahan Kristen dan Katolik tak lengkap jika tidak mengulas agama saya sendiri yaitu Islam. Bagi saya islam jauh lebih kompleks. Namun saya tidak akan membahas sejarah islam (kenapa islam hadir di dunia). 

Saya ingin mengulas dengan perspektif lain. Pada mata kuliah Bahasa Indonesia sewaktu di Surya, kami diberikan tugas oleh dosen untuk melakukan kajian lebih dalam terhadap dua pertanyaan, "Apakah sila pertama di pancasila dapat di ganti dan seorang presiden dapat di pilih dari agama selain islam?" 

Kami melakukan kajian terebut secara individu dan keluaran nya dengan menerbitkan makalah. Banyak hal menarik dalam proses kajian yang saya lakukan. 

Saya mendapati banyak fakta yang mengukuhkan jawaban saya kalau sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maaha Esa tidak bisa diganti dan seorang presiden berhak diduduki dari agama mana pun. 

Ya, saya mengulas dari Animisme dan Dinamisme sebagai keyakinan pertama yang dimiliki bangsa ini, yang kemudian masuk agama Hindu dengan versi empat teori yaitu Kesatria (Bangsawan) dikemukakan J.L Moens yang mengemukakan, pada abad ke 4-5, India tengah mengalami kekacauan politik, sehingga menyebabkan para bangsawan pergi dan mendirikan kerajan mereka di negara lain, khususnya Indonesia. 

Kemudian versi Waisya (Pedagang) yang diperkuat oleh Dr. N. J Krom. Dimana menurutnya, para pedagang India yang singgah di Indonesia ketika menunggu angin musim, mereka bermukim di Indonesia untuk sementara, sampai tidak sedikit dari mereka yang menikah. 

Melalui pernikahan inilah, Agama Hindu disebarkan. Lalu teori Brahmana oleh J.C van Leur mengatakan bahwa bahasa pertama Indonesia yang digunakan yakni bahasa Sangsekerta. Sedangkan bahasa sangkserta di India hanya terdapat dalam kitab suci, digunakan ketika upacara Hindu berlangsung dan dikuasai oleh kaum Brahmana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun