Aku tetep mengangguk-angguk. Sebagai isyarat setuju, dan aku mulai mulai berpikir bagaimana kalau beneran bisa kaya mendadak. Tapi masalahnya, belum ada satu pun penelitian resmi yang membuktikan keberadaan intan itu.
Aku nyeletuk dari belakang. "Cak Eko, gimana kalau kita jual dulu ke toko emas? Kalau beneran intan, ya lanjut. Kalau enggak, ya sudah."
Cak Eko langsung menegakkan punggungnya. "Jhon, Jhon... Kamu ini kurang nasionalis! Masa langsung dijual? Harus ada kajian, ada penelitian, ada..."
"Ada sponsor?" tanyaku dengan nada polos.
Cak Eko terdiam sejenak, lalu tertawa. "Kamu cocok jadi politisi, Jhon!"
Akupun tertawa. Tapi di balik tawa itu, ada pertanyaan besar yang belum terjawab: Benarkah ada intan di Gunung Bentar, atau ini hanya cerita yang dibumbui rempah-rempah ala Cak Eko?
Sementara itu, kabar ini mulai menyebar ke berbagai grup WhatsApp. Ada yang percaya, ada yang skeptis, dan ada yang sudah bersiap-siap menggali di belakang rumahnya sendiri, siapa tahu ada intan juga.
Bagaimana kelanjutan kisah ini? Apakah Gunung Bentar akan jadi tambang intan nasional? Atau sekadar menjadi bahan obrolan sore di warung kopi? Yang jelas, selama masih ada ote-ote dan tempe penjes, Cak Eko pasti punya teori baru yang siap menghebohkan Probolinggo.
Wallahua'lamÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI