"Jangan sampai ilmu silat kalian digunakan untuk hal-hal yang merugikan orang lain. Ingat, kalian adalah santri. Tugas kalian adalah menjaga para kiai, pesantren, dan negara," ujarnya.
Gus Haris berharap Pagar Nusa semakin berkembang di Kabupaten Probolinggo dan sekitarnya. Ia ingin tradisi bela diri di pesantren terus dilestarikan sebagai bagian dari identitas santri.
"Dulu, hampir semua santri pasti belajar silat. Mereka akan pulang ke kampung halaman, mengajar ngaji di mushola, sambil melatih silat. Tradisi ini harus kita hidupkan kembali," katanya.
Sebagai penutup, Gus Haris kembali menggemakan yel-yel yang membakar semangat.
"Siapa kita?"
"Pagar Nusa! NKRI! Bela Kiai! Genggong!" jawab para pendekar dengan lantang.
Acara Harlah Pagar Nusa ke-39 ini menjadi momentum penting untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan di kalangan santri. Semoga ke depan, Pagar Nusa semakin jaya dan terus menjadi garda terdepan dalam menjaga NKRI, pesantren, dan para kiai.
"Alhamdulillah. Semoga kalian semua mendapatkan barokah ilmu, barokah guru, dan barokah kesehatan. Sukses dunia akhirat. Amin," tutup Gus Haris.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI