Gus Haris menekankan pentingnya memahami sejarah Pagar Nusa. Ia menegaskan bahwa organisasi ini bukan sekadar tempat belajar bela diri, tetapi juga benteng penjaga akidah ahlus sunnah wal jamaah dan nilai-nilai Nahdlatul Ulama (NU).
"Pagar itu artinya adalah pagar atau penjaga ajaran ahlus sunnah wal jamaah dan ajaran-ajaran NU, Nusa itu artinya bangsa Indonesia Menjaga negara kita," jelasnya.
Di tengah sambutannya, Gus Haris menguji pengetahuan para santri dengan pertanyaan seputar pendiri dan tahun berdirinya Pagar Nusa.
"Ada yang tahu kapan Pagar Nusa berdiri?" tanyanya.
Seorang santri bernama Ahmad Imam Al-Fahmi maju dengan penuh percaya diri.
"3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri," jawab Fahmi dengan tepat.
Gus Haris pun memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi. Ia menegaskan bahwa setiap pendekar harus memahami sejarah organisasinya.
"Pendiri Pagar Nusa, KH Abdullah Maksum Jauhari, adalah guru besar yang harus selalu kita ingat. Kalau kalian tidak tahu siapa pendirinya, bagaimana bisa mengirimkan Al Fatihah?" katanya.
Selain kemampuan bela diri, Gus Haris mengingatkan para santri untuk mengedepankan adab dan akhlak.
"Jangan hanya jago bertarung. Dahulukan adab sebelum ilmu. Pendekar sejati pantang menantang, tapi tak akan mundur ketika ditantang," tegasnya.
Ia juga mengajak para pendekar untuk terus menjaga nama baik pesantren di manapun berada.