Mohon tunggu...
Ali Anshori
Ali Anshori Mohon Tunggu... Freelancer - Ali anshori

Bekerja apa saja yang penting halal. Hobi olahraga dan menulis tentunya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polemik Sutarmidji dan Gubernur Kalbar

20 Mei 2016   16:42 Diperbarui: 20 Mei 2016   18:07 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkinkah Mereka Lagi "Caper" Jelang Pilgub

Baru-baru ini wali kota Pontianak H Sutarmidji membuat kebijakan yang kontroversial. Pasalnya dia meminta PDAM memutuskan jaringan ke rumah atau kantor tim LPPD di antaranya, Inspektorat Provinsi Kalbar, Sekda Provinsi Kalbar dan BPKP.

Pemutusan tersebut dilaksanakan pada Kamis (19/5/2016) pagi, petugas dari PDAM Tirta Khatulistiwa melakukan pemutusan jaringan sementara terhadap tiga titik tersebut.

"Kita putuskan jaringan akses PDAM ke rumah mereka. Biar mereka sadar kalau di Pontianak ini ada PDAM. Tapi sifatnya sementara sampai mereka mau merivisi atau mengubah skor tersebut," ujar Sutarmidji sebagaimana dikutip tribunpontianak.co.id.

Pasalnya, ia mengaku geram dan kesal terhadap penilaian tim LPPD yang memberikan skor nol terhadap 44 item. Dirut PDAM Tirta Khatulistiwa, Afandi membenarkan pemutusan jaringan PDAM di tiga lokasi tersebut.

"Ini sifatnya sementara, sesuai arahan Pak Wali," ujar Afandi.

Tak lama setelah itu, gubernur Kalbar Cornelis berang dengan tingkah wali kota Pontianak. Dia akan melayangkan sanksi teguran keras kepada wali kota Pontianak. Kata Cornelis seharusnya wali kota melakukan cek terlebih dahulu, bukan langsung memutus tanpa alas an.

“Ia seharusnya cek dulu anak buahnya, sudah benarkah kerjanya. Jangan asal bapak senang (ABS). Kalau memang data tidak lengkap mau ngomong apa. Kitakan apa adanya. Kalau sudah diputuskan, ya mau apa lagi. Kita cari air ke lain saja," ujar Cornelis kepada wartawan, Jumat (20/5/2016).

Sekda Kalbar juga angkat bicara dalam persoalan ini, menurutnya wali kota terlalu emosional dalam mengambil tindakan, padahal hasil penilaian tersebut dilakukan oleh kementrian pusat sedangkan pemrov hanya pendukung saja.

Tak ingin disalahkan begitu saja, Sutarmidji pun membalas beberapa pernyataan Gubernur. Sebab menurut Sutaramidji PDAM sudah menjalankan mekanisme yang ada, sehingga pemrov juga perlu melakukan introspeksi diri.

Namun terlepas dari kebijakan kontroversial tersebut, ada sisi menarik yang juga perlu kita perhatikan. Yakni momen pilkada gubernur Kalbar yang tidak lama lagi akan berlangsung. Kita ketahui sendiri Sutarmidji merupakan bakal calon yang cukup kuat dan sudah lama digadang-gadang bakal ikut bertarung. Di kalangan Provinsi sendiri, Sekda Kalbar M Zet Asofei juga dikabarkan akan ikut ambil bagian. Disamping keduanya adapula satu figure yang sedang dipersiapkan oleh Cornelis, yakni Carolin Margret Natasya.

Bisa jadi penilaian yang diberikan Pemrov kepada PDAM kota Pontianak ini adalah sebagai upaya atau trik untuk membangun opini (negative) dari masyarakat terhadap wali kota Pontianak. Bukannya takut, Sutarmidji justru melakukan perlawanan kepada Provinsi dengan cara melakukan pemutusan jaringan PDAM.

Sutarmidji mengatakan apa yang dilakukan itu sebagai reaksi saja, bahwa jajarannya sudah melakukan pekerjaan yang benar. Sehingga mustahil jika penilaian yang didapat justru sebaliknya, karena hanya mendapat skor nol. Jelas Sutarmidji menganggap ini sebagai pelecehan dan sarat dengan kepentingan, sebab sejelek apapun itu kinerja PDAM dirasa mustahil mendapat nilai NOL.

Tindakan yang dilakukan oleh Sutarmidji ini hampir sama dengan gaya yang dilakukan oleh gubernur DKI Jakarta, Ahok. Siapapun akan dilawan jika menurutnya salah. Termasuk mentri sekalipun. Dengan cara seperti itu justru Ahok merasa beruntung, karena namanya akan sering di sebut-sebut di media. Ini merupakan promosi gratis, sehingga namanya kian moncer di kalangan masyarakat.

Meskipun ada opini negative yang coba dibangun oleh lawan politiknya, jelas tidak membawa dampak yang banyak terhadap opini masyarakat. Masyarakat awam tidak akan terlalu perduli dengan opini kalangan politisi tentang kinerja Ahok. Karena mereka juga lebih tahu siapa yang berbicara dan siapa sebenarnya Ahok.

Nah Sutarmidji sepertinya pun akan melakukan itu. Makanya dia tidak gentar sedikitpun saat ada pihak lain yang berusaha membangun opini negative terhadap kinerjanya. Sepanjang menurutnya benar akan dilakukan tak perduli meskipun menuai kontroversi dari berbagai kalangan. Sebab dengan demikian maka nama Sutarmidji akan semakin sering disebut dan dia akan semakin terkenal.

Ini hanya menurut kaca mata saya saja, karena saya bukanlah pengamat politik, saya hanya seorang buruh yang pekerjaannya mencari berita dan menuliskannya. Jikapun benar demikian bisa saja hanya kebetulan, kalaupun salah ya tidak mengapa karena ini hanya pemandangan saya saja sebagai orang awam.

Bagaimana pendapat saudara sekalian soal ini?? Silahkan berikan pendapat anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun