Kalau untuk sosialisasi saya pikir tidak terlalu susah, apalagi sekarang sudah ada media sosial facebook, twitter, BBM dan lain sebagainya. Jika rajin-rajin share Insya Allah lama kelamaan website akan dikenal. Dan yang tak kalah penting adalah updet berita, dan tentu saja harus tampil beda supaya ada alternatif bagi kalangan pembaca. Kalau tidak ya website hanya akan seumur jagung bakar di tahun baru.
Ini merupakan langkah terbaik ketimbang tetap bertahan pada media cetak yang tidak lagi produktif. Jangankan koran yang sudah mengalami sakit kronis, yang sehat saja bisa terancam dengan maraknya media online, dan ini juga harus menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Jika dulu media cetak harus berjuang melawan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah yang berkuasa, sehingga ada yang mengalami mati suri karena pembredelan, maka kini media cetak harus berjuang melawan jaman yang serba online, serba cepat, serba video.
Lalu bagaimanakah kelangsungan hidup media cetak terutama majalah dan koran di masa depan? Mati atau akankah masih tetap hidup?
Secara umum, media cetak selain harus menghadapi media online, juga harus menghadapi persaingan ketat antar sesama penerbit, bersaing menguasai pasar dan kue iklan. Yang gulung tikar adalah majalah yang tidak memperoleh iklan dan pembaca yang memadai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H