Mohon tunggu...
Aliando Anes
Aliando Anes Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa STFT Widya Sasana Malang

Milenial Writer dan Calon Imam Keuskupan Palangka Raya

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pulau Dewata, Melodi Hidup dan Panggilan

11 September 2021   08:29 Diperbarui: 11 September 2021   08:30 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Sekadar bereksplorasi sembari rekreasi singkat melepas lelah dan penatnya studi dan kegiatan di STFT dan STIG. Mengunjungi konfrater yang berasal dari keuskupan Denpasar, ziarah rohani di semua Gereja Katolik dan tempat ibadah antarumat beragama yang kental dengan inkulturasi kebudayaan dan tempat wisata di pulau Bali. 

Saya sendiri memaknainya sebagai bentuk sikap menjalin relasi dengan semua orang tanpa memandang perbedaan. Sikap toleransi yang begitu kuat meski banyak hal yang berbeda. Menjadi bentuk menghargai dan adaptasi dengan nilai kebudayaan orang lain. Indah dan penuh makna.

Kedua, Pelayanan Ilahi. Hal yang tidak kalah memikat hati adalah melayani umat di Paroki MBSB. Saya sangat bersyukur karena pembelajaran sederhana di seminari kiranya menambah laba dalam talentaku. 

Pelayanan dalam bentuk organis, koor saat misa penerimaan sakramen perkawinan, ibadat pemakaman, misa di lingkungan, memimpin lagu, menjadi lektor, melatih koor, terlibat dalam kegiatan OMK dan Sekami virtual dan banyak hal yang menyenangkan dalam pelayanan pada Tuhan dan sesama. Saya kemudian teringat akan sabda Yesus, "Juga di Kota-kota lain aku harus melayani karena untuk itulah aku diutus".

Ada hal paling berkesan, penuh keagungan, dan selalu menggetarkan hati saya yakni dipercayakan membagi Komuni. Pengalaman pertama penuh rahmat. Hal inilah yang paling menyentuh hati saya. 

Membagi komuni merupakan pengalaman pertama yang takkan saya lupakan. Yang hendak saya katakan melalui peristiwa ini adalah Tuhan hendak lebih mendekatkan saya dengannya. 

Kemendalaman relasi yang lebih dekat lagi. Saya sesungguhnya merasa tidak layak dan pantas melakukannya. Saya merasa masih sangat berdosa.

Oleh karena itu saya memaknainya sebagai jalan kemurnian hati, pikiran dan tindakan. Saya hendaknya semakin hidup suci dan pantas karena saya sudah bersentuhan langsung dan lebih dekat dengan Yesus. 

Itulah komitmenku. Setiap kali sesudah membagi komuni, hati saya selalu bergetar, ungkapan penuh kegembiraan dan semangat yang berkobar. Rasa minder saya selalu diteguhkan dengan sabda Tuhan, "Tuhan tidak memanggil orang yang sempurna tetapi menyempurnakan setiap orang yang dipanggil-Nya" serasa jatuh cinta pada pandangan pertama.

Berbagai pengalaman duniawi dan ilahi di atas semakin mengutakan, mengobarkan, memotivasi dan mendorong hidup panggilan saya. Saya semakin mencintai Tuhan dan ingin terus melangkahkan kaki saya menuju altar suci-Nya. 

Tuhan semakin mengajak saya bahwa tujuan saya hidup hanyalah untuk memuji, mengabdi dan memuliakan nama-Nya yang Kudus. Tuhan ingin saya melayani Dia dan sesamaku lebih mendalam, lebih setia dan lebih berkobar lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun