Akses kuasa memang tidak dimiliki oleh warga setempat akan tetapi kepedulian warga luar kampung menggerakkan mereka untuk menjadi penghubung pada dunia luar. Khususnya para donatur yang peduli akan pendidikan warga Kampung pedalaman diantaranya Pak modern bawon ini sebagai aktivis sosial near institusi beliau siap menjadi penghubung mencari celah di antara himpitan keterbatasan yang kompetensi relasi yang dimilikinya itu kuatnya batu karang keterbatasan tidak menyurutkan semangatnya untuk mencari celah dalam memikirkan dan menghubungkan para kaum berada untuk menyumbangkan sedikit dananya pada proses pendidikan tingkat anak-anak di Dusun pedalaman usahanya tidak sia-sia meskipun dalam kisaran 1 sampai 2 juta yang diperoleh akan tetapi ini menjadi nafas penyambung nyawa operasional institusi pendidikan sederhana tingkat anak-anak di Dusun rowo Baung itu ada di antara mereka yang memberikan donasi berupa Bantuan Operasional proses perizinan di dikbud waktu itu maupun bantuan lainnya yang sifatnya tidak dapat dibuktikan secara administratif. Biasanya warga Kampung amat bergantung pada calon anggota legislatif maupun eksekutif. Penghubungnya adalah para tokoh masyarakat dalam hal ini sepanjang para calon tersebut ikhlas maka investasi mereka terhadap lembaga pendidikan pedalaman senantiasa dikenang oleh warga lereng gunung tersebut.
Perjuangan psikologis di tengah rumitnya Medan berat yang dimiliki oleh warga dalam mewujudkan cita-cita bersama yang telah disepakati utamanya adalah bangunan ibadah maupun pendidikan patut diapresiasi meski hanya dengan pujian oleh pihak luar seperti saya dengan aneka keterbatasan yang dimiliki akses kuasa yang tertutup pendidikan kaum lalu yang terbatas tetapi masih menyisakan Harapan bahwa generasi penerus harus memperoleh pendidikan yang layak ini yang patut dijadikan poin untuk diperlihatkan kepada dunia luar.
Pada saat orang-orang dengan gelimang fasilitas namun Nir Spirit yang dipertontonkan tentu bukan Expose rasa bersyukur yang terlihat. Terlebih kelimang fasilitas itu menambah rasa malas untuk memanfaatkannya. Pada saat yang sama orang pedalaman dengan kondisi geografis menantang justru memperlihatkan Spirit perjuangan yang tidak didukung oleh akses kuasa sebab terbatasnya relasi kuasa yang dimilikinya.
Para warga tetap memiliki semangat beribadah dan menyekolahkan anak-anaknya di institusi yang mereka dirikan secara bersama-sama setidaknya ini menjadi bekal baginya bahwa anak-anak harus lebih baik daripada dirinya lebih maju daripada dirinya lebih sukses daripada dirinya. Dan semua yang dilakukannya itu berlangsung secara tulus dengan kesadaran penuh layaknya alam telah setiap hari menghidupinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H