Mohon tunggu...
AliImran
AliImran Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tertekan

25 Maret 2019   21:24 Diperbarui: 25 Maret 2019   21:42 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/larkisenberg

Hening malam adalah sahabatnya.. 

Hujan adalah suasananya.. 

Kelabu adalah warnanya.. 

Keceriaan adalah sandiwaranya.. 

Kesepian terlukis di wajahnya.. 

Kepedihan terlihat dalam sorot matanya.. 

Kerapuhan terasa di dekatnya.. 

Keraguan terdengar dari suaranya.. 

Apa yang tersisa dari jiwa paras muda ini

  selain gelisah dan kesedihan tak berujung

 yang menakhodai bahtera kehidupan nya, 

       Tersesat dilautan keramaian

    yang meneliknya dari 

   semua arah tujuannya, gundahnya 

   membisikkan bahwa para insan 

   di sekitarnya  memandangi ia dengan 

tatapan asing nan sinis seolah ia suatu 

kemunduran bagi zaman yang mandiri 

   rasa khawatir menguasai inderanya, 

  rasa bingung mempermainkannya... 

Hanya bilik kecilnya yang memberikan

kenyamanan baginya, bermunajat seraya

menatap langit bersama sahabatnya

sang hening malam meminta agar 

Cinta-Nya yang melampaui segala 

bentuk di semesta ini dapat memberikan

cahaya penerang bagi jiwanya

dan kekuatan untuk Perubahannya....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun