Hening malam adalah sahabatnya..Â
Hujan adalah suasananya..Â
Kelabu adalah warnanya..Â
Keceriaan adalah sandiwaranya..Â
Kesepian terlukis di wajahnya..Â
Kepedihan terlihat dalam sorot matanya..Â
Kerapuhan terasa di dekatnya..Â
Keraguan terdengar dari suaranya..Â
Apa yang tersisa dari jiwa paras muda ini
 selain gelisah dan kesedihan tak berujung
 yang menakhodai bahtera kehidupan nya,Â
     Tersesat dilautan keramaian
   yang meneliknya dariÂ
  semua arah tujuannya, gundahnyaÂ
  membisikkan bahwa para insanÂ
  di sekitarnya  memandangi ia denganÂ
tatapan asing nan sinis seolah ia suatuÂ
kemunduran bagi zaman yang mandiriÂ
  rasa khawatir menguasai inderanya,Â
 rasa bingung mempermainkannya...Â
Hanya bilik kecilnya yang memberikan
kenyamanan baginya, bermunajat seraya
menatap langit bersama sahabatnya
sang hening malam meminta agarÂ
Cinta-Nya yang melampaui segalaÂ
bentuk di semesta ini dapat memberikan
cahaya penerang bagi jiwanya
dan kekuatan untuk Perubahannya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H