Kenyataannya adalah bahwa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN) seperti, UIN Sunan Kalijaga, UIN Sunan Gunung Djati, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atau UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang yang notabene adalah salah satu dari Perguruan Tinggi Kegamaan Islam yang besar berdasarkan sisi penamaan, jumlah mahasiswa dan peminat serta memiliki historis panjang sebagai pionir dalam praktik penyelenggaraannya hanya menempati urutan di bawah 10 besar universitas islam terbaik dunia, kalah di banding dengan beberapa universitas atau pendidikan tinggi islam swasta seperti Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) atau Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Popularitas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tentunya bukanlah hal yang asing, namun data dan fakta menunjukan bahwa posisi tersebut bukanlah posisi yang diharapkan.Â
Seharusnya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang tentunya adalah universitas dengan label plat merah perlu menjadi pionir dan contoh bagi seluruh perguruan tinggi islam lainnya baik universitas baik yang bersifat universitas negeri maupun swasta.
Komitmen Pimpinan dan Reanalisis Pemahaman tentang Pemeringkatan Universitas
Perlu adanya pemahaman mendalam untuk melakukan analisis mengenai sebuah lembaga pemeringkatan, bahwa term kualitas adalah hal partikular yang memiliki perbedaan antar masing-masing cara pandang. Pemahaman mengenai sistem pemeringkatan, indikator penilaian dan tujuan pemeringkatan adalah bagian penting yang perlu dipahami oleh setiap pengelola atau penyelenggara pendidikan tinggi saat ini baik negeri maupun swasta.
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) perlu melakukan reanalisis untuk memahami sejauh mana target dan tujuan dari instituti pendiidkan tinggi, bahwa unsur pemeringkatan menjadi salah satu hal yang perlu di penuhi sebagai sebuah institusi yang sejatinya diharapkan mampu berdaya saing dan berkompetisi di kancah nasional maupun global.Â
Pimpinan PTKIN perlu memahami praktik segala bentuk praktik penyelenggaraan pendidikan tinggi baik dalam skala input, proses maupun output. Sehingga setiap praktiknya menjadi bagian penting yang tidak boleh dilupakan, termasuk kualitas dan layanan yang disajikan melalui bentuk publikasi website maupun media sosial.Â
Peranan pemimpin sangatlah penting mengingat tata kelola pendidikan tinggi yang baik (good university governance) merupakan harapan setiap pemimpin, namun tanpa hadirnya komitmen pimpinan untuk bekerja sama dengan berbagai elemen terkait tentunya menjadi hal yang sangat sulit.
Penyiapan SDM dan Tenaga Pendidikan Tinggi yang Berkualitas
Penyiapan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) haruslah berdasarkan atas kualitas (merit). Pengelola, staff maupun pegawai yang tentunya memiliki kompetensi dan kapabilitas untuk mengelola pendidikan tinggi, termasuk pada Sumber Daya Pendidikan Tinggi yang bertanggung jawab untuk meningkatkan peranan website, media sosial dan kanal publikasi informasi lainnya.
Penyiapan SDM dan Tenaga Pendidikan yang baik adalah salah satu penyiapan untuk menyongsong tata kelola yang baik pula, sejatinya hal ini akan berpengaruh pada setiap departemen atau ruang lingkup tanggung jawab.Â