Mohon tunggu...
Ali Akbar
Ali Akbar Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

instagram : Aliakbar347

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Malam Itu

12 Maret 2020   01:36 Diperbarui: 12 Maret 2020   01:37 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keadaan mulai memanas , dinginnya udara mulai terkalahkan oleh amarah warga, Pak Romo diam saja seperti dikekang seperti dipaku, ia memanggil salah satu warga untuk maju kedepan dan menjelaskan permintaanya kepadanya.

“ Pak  Marto kesini maju kedepan cerita semua sama saya , saya tau bapak ,saya kenal bapak “ ucap Pak Romo

Tanpa berfikir panjang Pak Marto maju kedepan menghampiri kepala desa, belum mengucapkan sepatahkata pun Pak Marto disayat menggunakan golok tajam tepat de lehernya , hingga putus , darah berceceran bersimbah darah memenuhi balai desa dengan lantai yang berwarna putih.

Kemudian kepala Pak Marto dilemparkan kepada warga, sontak warga terkejut seperti ketakutan , dan berhamburan tapi tetap tidak bisa pergi jauh , ternyata orang yang didekat tiang adalah orang suruhan pak Romo , sial kenapa aku tidak berfikir jauh kalau dia buah tangan Pak Romo.  Warga menjerit , berkeringat oleh cipratan darah dari badan Pak Marto ,

“kalian diam atau saya penggal kepala kalian “ ucap Pak Romo sambil memainkan golok tajamnya

 Warga terdiam , ketakutan kini dingin memuncak , mereka mengigil seperti kematian menghampiri mereka

“saya pakai uang hasil panen kalian , kalian semua bodoh, kekayaanku semakin bertambah, Pak Marto sudah diterima tumbalnya oleh para iblis , kalian harus tetap diam” .ucap Pak Romo

Anak suruhan Pak Romo membawa kendi air, dan nampan yang berisi bunga bunga layu , para warga disuruh memotong rambutnya kemudian memakannya bersama dengan bunga layu-layu itu.

 Mereka bingung , sadar tetapi tidak sadar , mereka lupa apa yang terjadi , seperti linglung, para warga pulang tanpa bisa mengingat apapun. Tapi kenapa aku tidak berpenaruh ? aku tetap ingat detail apa yang terjadi malam itu , aku heran tak ada yang bisa menjawab, warga tidak ada yang peduli dengan pertanyaan pertanyaanku mereka mengbaikan.

Hingga cermin tua di balai desa menjawab semuanya , tak ada pantulan wajahku,sontak aku lari ke rumah , rumah sudah usang seperti tidak ditinggali oleh manusia selama bertahun-tahun. 

Ya kalian sekarang tau aku adalah hantu korban dari tumbal pak Romo jauh dari sebelumnya mungkin 19 tahun yang lalu, rumahku sekarang ada di bawah pohon beringin tua dengan nama nisan Ramasa , Anak kandung dari Pak Romo yang ditumbalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun