Jam 9 malam katanya, sepertinya aku harus datang ke musyawarah itu, semua warga diundang, pasti balai desa penuh oleh orang-orang yang protes, aku yakin pasti ada sesuatu yang terjadi disana, kepala desa belum memberikan apa-apa buat desa ini , ga guna sepertinya cuma dia aja yang makmur dan sejahtera.
Masyarakat melarat, janji janjinya udah basi, jalanan saja belum saja diperbaiki , aduh kenapa aku ikut berapi api seperti ibu-ibu tadi, tapi memang faktanya seperti itu, pengangguran sepertiku juga harus di perhatikan.
Malam itu tiba, pukul 9 malam lebih 15 menit , hari hari kamis yang artinya malam adalah malam Jumat, para warga biasanya memberikan sesajen di pohon-pohon besar dan juga tempat-tempat kramat , desa masih kental budaya , masih primitif, roh nenek moyang masih di jadikan tuhan untuk meminta hal-hal yang mereka inginkan.
Warga berkumpul, Pak Romo selaku kepala desa sudah duduk menyila di hadapan para warga , tatapannya tajam , seperti menahan amarah dan juga dendam, Desa Cipayu itu nama desanya , tidak ada yang tau apa artinya tapi sudahlah ini tidak penting .
Aku ceritakan sedikit tentang Pak Romo saja , ia adalah orang kaya terpandang di desa ini , rumahnya paling besar diantara rumah warga yang lainnya, lahan sawah dan pertaniannya luas , hampir semua lahan yang ada di desa yang kecil ini miliknya , dia mempunyai dua istri dan empat orang anak semuanya perempuan, dan masih berumur tujuh tahunan,pokoknya dia orang yang ditakuti di desa ini.
Susana cukup hening , sunyi tanpa ada suara bisikan-bisikan dari warga , yang ada bau kemenyan dan bunga melati begitu menyegat seperti tepat di depan hidung.
Dinginnya malam mulai terasa , menyayat-nyayat kulit, dingin sekali , aku heran dengan sorang warga yang berada di dekat tiang balai desa , pria dengan tubuh yang kekar tanpa menggunakan baju atasan, dia kebal terhadap dinginnya malam, mungkin dia meminta roh-roh di pohon besar untuk menyelimutinya nya , seringkali aku melihat dia memberikan ayam hidup berbulu hitam ke kuburan kramat dan memotongnya disana, entah apa tujunnya , aku kurang paham.
“kalian minta apa dari saya?” tanya Pak Romo dingin
“Uang? atau apa” tambannya
“kami Cuma mau kesejahteraan , perbaiki semua yang ada disini pak , lihat jalanan ancurr , banyak korban , banyak yang celaka , banyak yang mati!!! “ jawab warga dengan nada marah.
“Betul jangan korupsi uang hasil panen kami!!!!!!!!!” sontak jawaban warga