Mohon tunggu...
ali achmadi
ali achmadi Mohon Tunggu... Guru - praktisi pendidikan, humas yayasan Ar Raudlaoh Pakis - Pati

hobi membaca dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apapun Kurikulumnya, Ceramah Metodenya

18 November 2024   11:56 Diperbarui: 18 November 2024   16:57 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kejadian ini berulang setiap hari. Para guru tetap teguh dengan metode ceramah mereka, meski kurikulum baru terus diperkenalkan dengan janji-janji perubahan.

Lisa, salah satu murid yang tergolong kritis di madrasah tersebut udah mulai frustrasi, akhirnya curhat ke Andi pas jam istirahat.

"Di, menurut lo kenapa sih semua guru suka banget ceramah?"

"Ya, karena gampang kali. Nggak ribet, tinggal ngomong aja," jawab Andi sambil ngemil gorengan.

"Tapi katanya Kurikulum Merdeka itu ngajarin buat lebih interaktif, bikin murid aktif belajar?" Lisa masih penasaran.

Andi cuma ketawa. "Merdeka sih kurikulumnya, gurunya mah tetep ceramah. Mau ganti nama jadi Kurikulum Lintas Galaxy sekalipun kayaknya nggak ngaruh."

Dan kenyataannya, itu bener banget. Metode ceramah kayaknya udah jadi budaya turun-temurun di dunia pendidikan kita. Mau kurikulum zaman dulu kayak CBSA, yang katanya nge-push murid buat aktif belajar, tetap aja ujung-ujungnya ceramah. Mau KURTILAS yang katanya berbasis kompetensi, sama aja, bahkan murid yang ngga pernah pegang buku sekalipun nilainya harus dibikin memenuhi standar kompetensi. Bahkan Kurikulum Merdeka, yang katanya ngasih kebebasan buat murid, tetep aja ceramah jadi default setting.

Muridnya? Ya cuma ngikut aja. Ada yang paham, ada yang nggak, tapi yang pasti, semua pernah ngalamin momen "ceramah mode autopilot."

Jadi, apapun kurikulumnya, entah nanti ada Kurikulum Deep Learning atau Kurikulum AI Super Canggih 2045, metode mengajar di sekolah-sekolah Indonesia kayaknya tetep: CERAMAH FOREVER. Kaya iklan minuman : apapun kurikulumnya, ceramah metodenya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun